Saat Megawati Penasaran Sumbar Sulit Ditaklutkan PDI-P, Sampai Pengamat Anjurkan Introspeksi Diri

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri heran mengapa rakyat Sumbar hingga saat ini belum sepenuhnya mau menerima PDI-P

Editor: Rahimin
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Megawati Soekarnoputri 

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri  heran mengapa rakyat Sumbar hingga saat ini belum sepenuhnya mau menerima PDI-P, meski sudah ada beberapa kantor DPD dan DPC di sana.

Sementara,  Ketua DPP Puan Maharani juga menyinggung soal Sumatera Barat pada pengumuman pasangan calon Pilkada 2020, Rabu (2/9/2020).

Saat menyerahkan rekomendasi untuk calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar, Mulyadi-Ali Mukhni, Puan menyatakan harapannya agar Sumbar menjadi provinsi yang mendukung Pancasila.

Sementara itu, Megawati mengaku heran mengapa rakyat Sumbar hingga saat ini belum sepenuhnya mau menerima PDI-P, meski sudah ada beberapa kantor DPD dan DPC di sana.

Daftar 5 Calon Kepala Daerah di Indonesia Berpotensi Lawan Kotak Kosong, Termasuk Pilkada di Jambi

Ketua DPRD Lebak Ditemukan Tewas di Kamar Hotel, Datang Menginap Bersama Seorang Perempuan

Dewas Hari Ini Periksa Lagi Ketua KPK, Dilaporkan MAKI Karena Terkait Bergaya Hidup Mewah

"Kalau saya melihat Sumatera Barat itu, saya pikir kenapa ya rakyat di Sumatera Barat itu sepertinya belum menyukai PDI-P, meskipun sudah ada daerah yang mau ada DPC atau DPD," ujar Mega.

Menurut dia, ini menyulitkan PDI-P ketika menentukan calon kepala daerah di Sumbar. Padahal, kata Mega, banyak pahlawan nasional yang lahir dari Sumbar.

"Kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut menurut saya masih akan agak sulit," katanya.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri (TRIBUN BALI/RIZAL FANANI)

"Padahal, kalau kita ingat sejarah bangsa, banyak orang dari kalangan Sumbar yang menjadi nasionalis yang pada waktu itu kerja sama dengan Bung Karno (Soekarno), Bung Hatta (Moh Hatta). Bung Hatta kan sebenarnya datang dari Sumbar," imbuh Mega.

Berbuntut panjang

Pernyataan Puan dan Mega berbuntut panjang hingga akhirnya bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubenur Sumatera Barat yang diusung PDI-P Mulyadi dan Ali Mukhni memutuskan mengembalikan surat rekomendasi.

Mulyadi menganggap pernyataan Puan secara khusus menyudutkan masyarakat Sumbar. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menilai Mulyadi tidak memiliki sikap kepemimpinan yang kokoh.

Ketua KPK Warning Cakada Yang Petahana, Jangan Coba-coba Pakai Anggaran Negara Untuk Pilkada

Peruntungan Zodiak Selasa (8/9) - Capricorn Agresif, Libra Jangan Tertipu Percaya Pada Hatimu

8 Prajurit TNI Tewas Mengenaskan Ditembak KKB Papua, Begini Kata Kabid Penum Puspen TNI: Itu Hoaks!

"Sejak awal, saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi," kata Hasto, Minggu (6/9/2020).

Hasto menilai, apa yang disampaikan oleh Puan merupakan suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik.

Puan, menurut Hasto, berharap Sumatera Barat melahirkan tokoh-tokoh seperti Bung Hatta, KH Agus Salim, Prof Mohammad Yamin, Rohana Kudus, HR Rasuna Said, M. Natsir, Tan Malaka, dan selainnya yang telah berjuang untuk Indonesia.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Hasto mengatakan, PDI-P ingin masyarakat Sumatera Barat meneladani para tokoh tersebut sebagai para pejuang bangsa dan sosok pembelajar yang baik.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved