Saat Megawati Penasaran Sumbar Sulit Ditaklutkan PDI-P, Sampai Pengamat Anjurkan Introspeksi Diri

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri heran mengapa rakyat Sumbar hingga saat ini belum sepenuhnya mau menerima PDI-P

Editor: Rahimin
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Megawati Soekarnoputri 

Ia menambahkan, sikap Mulyadi tersebut sangat dipahami karena politik kekuasaan bagi yang tidak kokoh dalam prinsip, hanya menjadi ajang popularitas.

“Sedangkan bagi PDI-P menjadi pemimpin itu harus kokoh dan sekuat batu karang ketika menghadapi terjangan ombak, terlebih ketika sudah menyangkut Pancasila," ujarnya.

Tak punya figur

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Ilham Aldelino Azre berpendapat, PDI-P harus mengubah strategi politik apabila mau meraup suara di Sumatera Barat.

Cuma Buat Angkat Wajan, Harga Kain Lap Anti Panas Punya Nagita Slavina Jadi Bikin Kaget Netizen!

Update Hingga Kini Siswa SMA/SMK di Provinsi Jambi Masih Belajar Daring, Belum Tatap Muka

75 Bakal Calon Kepala Daerah Yang Sudah Mendaftar ke KPU Belum Serahkan Hasil Swab Test

Salah satunya, PDI-P mesti merekrut sosok tokoh adat atau tokoh agama lokal yang memiliki basis massa yang kuat.

"Harus mengubah strategi politik dengan merekrut orang-orang lokal yang punya basis massa yang kuat dan lebih diterima masyarakat," kata Ilham, Senin (7/9/2020).

Sebab, menurut Ilham, selama ini PDI-P tidak memiliki figur yang kuat, baik di tingkat nasional maupun lokal, yang mampu menarik hati akar rumput di Sumbar.

Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani. (YouTube@PDIP Perjuangan)

Ilham mengatakan, ketokohan Soekarno tidak bisa "dijual" di Sumbar. Ditarik ke sejarah di masa lalu, Sumbar merupakan basis Masyumi, yang saat itu merupakan partai politik Islam terbesar.

Masyumi diketahui sempat dilarang oleh Soekarno karena diduga mendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

"Ada faktor historis yang tidak diterima masyarakat Sumbar (tentang) ideologi Soekarno," ujar dia.

Masyarakat Tidak Mampu Dapat Vaksin Corona Gratis, BPJS Kesehatan Siapkan Data Penerima

Akhirnya Resmi Dipersunting Dory Harsa? Foto Nella Kharisma Makeup ala Pengantin Viral: Kesayanganku

Fokus Penanganan Covid-19, Jokowi Ingatkan Bahaya Mendahulukan Ekonomi Ketimbang Kesehatan

Sosok Megawati dan Puan pun dinilai sulit digunakan untuk meraih simpati masyarakat.

Kendati demikian, Ilham mengatakan, bukan berarti masyarakat Sumbar terikat dengan partai politik berbasis Islam.

Sebab, pada kenyataannya, partai-partai nasionalis lebih sering menang di Sumbar saat pemilihan umum.

Menurut Ilham, salah satu faktor yang membuat partai-partai tersebut menang karena mampu merangkul tokoh lokal yang memiliki massa atau memiliki figur nasional yang memang berpengaruh.

Guru Besar Sejarah Universitas Andalas Gusti Asnan sepakat bahwa sulitnya PDI-P diterima di Sumbar salah satunya karena kenyataan historis.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved