Begini Skenario Tak Biasa Amerika Serikat untuk Gulingkan Kekuasaan Kim Jong Un di Kore Utara

Hingga kemudian Kim Yo-Jong jarang diliput media dan keberadaannya tidak diketahui, kontras dengan kehadirannya yang mendominasi selama setahun ini.

Editor: Tommy Kurniawan
Al Jazeera
Kim Yo Jong bersama sang kakak, Kim Jong Un 

TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah laporan mengatakan bahwa Kim Yo Jong berpotensi menjadi ancaman bagi kepemimpinan kakaknya, Kim Jong Un.

Lebih-lebih, setelah Kim Yo Jong sukses mengatasi urusan diplomasi dengan AS dan Korea Selatan bulan lalu, membuatnya lebih mendominasi.

Hingga kemudian Kim Yo Jong jarang diliput media dan keberadaannya tidak diketahui, kontras dengan kehadirannya yang mendominasi selama setahun ini.

Mengutip Express, Amerika Serikat (AS) telah terbukti menjadi sumber harapan dan kemarahan negara tersebut.

Pasalnya, AS bisa saja mengangkat sanksi PBB atas Korut di hari ini dan kemudian menggulingkan dinasti diktator tersebut.

Siapa Sebenarnya Muzdalifah, Ternyata Dari Sini Asal Sumur Uangnya, Pantas Fadel Islami Kepincut

Praktik Politik Uang Tetap Ada, Mahfud MD: Kalau Lewat DPRD Itu Borongan, Bayar ke Partai, Selesai

Kabar Gembira, Pekerja Yang Sudah Cairkan JHT Masih Bisa Dapat Subsidi Gaji, Ini Ketentuannya

Detik-detik Video Viral Warga Angkat Mobil yang Halangi Jalan Pemadam Kebakaran di Surabaya

Mengapa bisa demikian? Padahal Trump dikabarkan memiliki hubungan yang baik dengan Kim Jong-Un?

Para ahli peringatkan pergerakan apapun perlu diperhitungkan dengan baik untuk memastikan kemenangan yang bermartabat tanpa 'terlalu banyak darah'.

Dalam sebuah dokumen rahasia yang dipublikasi oleh Staf Gabungan Washington tahun 2017, Laksamana Michael Dumon mengatakan kepada rekannya Ted Lieu bahwa hanya ada 1 cara untuk menggulingkan dinasti keluarga Kim.

Ia terangkan, "satu-satunya cara untuk temukan dan hancurkan secara utuh semua komponen program senjata nuklir Korut adalah melalui serangan darat."

Artinya, tentara AS yang ditempatkan di Korsel bersama para tentara yang diterbangkan dari AS sendiri akan membombardir Korut dan membajak persenjataan nuklir negara tersebut.

Jika hal ini terdengar tidak asing bagi Anda, Anda tentu mengingat okupasi Irak oleh militer AS.

Kim Jong Un
Kim Jong Un (ist)

Berlangsung dari 2003-2011, AS mengirimkan tentaranya dalam jumlah yang besar ke teritori Irak, dimulai dengan invasi yang dipimpin AS ke negara tersebut pada Maret 2003 yang kemudian menggulingkan pemerintahan Partai Ba'ath, Saddam Hussein.

Invasi tersebut berakhir 8 tahun kemudian saat pasukan AS meninggalkan negara tersebut, meskipun kemudian Perang Irak memanas lagi tahun 2013.

Selain AS, ada juga tentara dari Inggris, Polandia, dan 29 negara lain serta ada juga berbagai macam bantuan dari Jepang dan negara-negara lainnya.

Delapan tahun itu merupakan periode kekerasan dan perputaran politik yang mempengaruhi politik Irak, karena okupasi militer tersebut pada April 2003 mendapatkan kekuasaan terbatas di Dewan Gubernur Irak.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved