BNPB Temukan Ada Rumah Sakit Patok Tarif Tes PCR di Atas Rp 2,5 Juta, Padahal Sekitar Rp 500.000
Masyarakat kesulitan melakukan tes polymerase chain reaction (PCR). Satu kendalanya, tarif tes PCR yang dipatok di atas Rp 2,5 juta oleh rumah sakit
TRIBUNJAMBI.COM - Masyarakat masih kesulitan untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR). Satu kendalanya, tarif tes PCR yang dipatok di atas Rp 2,5 juta oleh rumah sakit (RS).
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo.
Padahal, kata Doni, biaya untuk tes PCR hanya sekitar Rp 500.000.
• Anggota DPR 3 Periode Ini Jadi Ketua Tim Partai Koalisi Al Haris-Abdullah Sani
• PPP Resmi Berikan B1 KWK Untuk Pasangan Mulyani Siregar dan Amin untuk Pilkada Tanjabbar
• Sempat Dikira Anak Bule, Dua Balita Albino di Wonogiri Ini Mendadak Menjadi Viral
"Ada RS yang mematok harga tes PCR swab sampai di atas Rp 2,5 juta, padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp 500.000 per pemeriksaan spesimen," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Kendati demikian, Doni tak menjelaskan rumah sakit mana yang mematok harga tinggi untuk sekali pemeriksaan spesimen.
Doni mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan jutaan reagen ke seluruh daerah agar bisa melakukan swab test secara gratis.
"Dan memang kalau dilihat 51 persen mereka yang sekarang mengikuti swab test ini adalah gratis. Itu adalah lab-lab yang dikelola pemerintah," ujarnya.
• Nasrul Nekat Gorok Ibu Kandungnya Gegara Tak Diberi Uang, Kini Menyesal dan Rindu Anak
• Berlaku 2021, Tidak Ada Materi Rp 6.000 atau Rp 3.000, Diganti Jadi Materai Rp 10 Ribu
• Siapa Sebenarnya Sosok Wika Salim, 2 Tahun Jadi Janda hingga Rela Dibayar Rp 75 Ribu Lakukan Ini
Terkait harga tes PCR yang tinggi, Doni akan berdiskusi dengan Kementerian Kesehatan dalam menetapkan standar harga atau tarif untuk tes PCR.
Dengan begitu, pihak rumah sakit dan masyarakat tidak akan dirugikan.
"Supaya harganya standar, kami tidak ingin pengusaha yang membeli alat, membangun jaringan, mereka rugi, tapi kami juga tidak ingin masyarakat mengalami kerugian. Jadi kami akan libatkan BPKP untuk memutuskan harga yang layak sehingga berjalan dengan baik," ucap Doni.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Doni Monardo: Ada RS Patok Tarif Tes PCR Rp 2,5 Juta, padahal Bisa Rp 500.000"
