VIDEO Warga yang Tak Pakai Masker Pilih Masuk Peti Mati, Tak Mau Kerja Sosial, Ini Alasannya
Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin mengatakan, operasi itu digelar guna mengantisipasi bergesernya kerumunan dan keramaian pada malam hari dari wilayah D
TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa warga di Jakarta Timur yang terkena razia masker memilih untuk masuk ke dalam peti mati.
Mereka tidak mau kerja sosial dan bayar denda.
Beberapa alasan diungkapkan warga mengapa memilih hukuman masuk ke peti mati.
• Pedagang Pasar Angso Duo Jambi Mengeluh Sepinya Pembeli Sejak Pandemi
• Unja Bakal Rekoknisi Sejumlah Mata Kuliah, Magang Bakal Berubah
• Harga Pangan di Pasar Angso Duo Terpantau Stabil, Daging Ayam Sekarang Rp 25 Ribu
Sanksi masuk peti mati ini diterapkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur.
Bagi warga yang tak pakai masker ketika beraktivitas di luar rumah, mereka akan mendapatkan hukuman itu.
Selain masuk peti mati, ada juga hukuman lain seperti membayar denda dan bersih-bersih. Masuk ke peti mati hanya salah satu opsi yang diberikan.
Rupanya banyak juga yang memilih hukuman ini.
Seperti ketika razia yang digelar di Jalan Raya Kalisari, tepatnya di pertigaan Gentong, Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Kamis (3/9/2020).
Wakil Camat Pasar Rebo, Santoso mengatakan, setidaknya sudah tujuh orang terjaring razia masker.
Tiga orang di antaranya memilih sanksi masuk ke dalam peti mati.
"Tadi beberapa orang yang melakukan pilihan ingin masuk peti mati, ada tiga orang," kata dia saat dikonfirmasi.
Santoso mengatakan, mereka memilih masuk peti mati dengan alasan mempersingkat waktu hukuman.
Jika memilih sanksi membersihkan fasilitas umum, maka mereka harus melakukannya selama satu jam.
Alasan kedua, mereka tidak memilik uang untuk membayar denda.
"Yang kedua saya tanyakan kenapa enggak bayar denda saja?