Kopassus Muda Mau Ikut Aksi Sang Komandan Tapi Ngeri-ngeri Sedap, Makan Telur Ular
Nama Kolonel Moeng telah dikenal sejak pasukan elite TNI AD masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).
Sintong Pandjaitan menerima 20 perintah operasi/penugasan di dalam dan luar negeri selama karier militernya. Dia pernah "tersandung" lantaran peristiwa Santa Cruz di Dili.
Pada 1969, Sintong dikutsertakan dalam upaya membujuk kepala-kepala suku di Irian Barat untuk memilih bergabung bersama Indonesia dalam Penentuan Pendapat Rakyat.
Berbagai prestasi Sintong di kesatuan khusus TNI-AD ini mengantarkannya ke kursi Komandan Kopassandha di periode 1985-1987, menggantikan Brigjen Wismoyo Arismunandar.
Sintong Panjaitan merupakan pemimpin Grup-1 Para Komando yang terjun dalam operasi pembebasan sandera saat pembajakan pesawat Garuda Indoensia DC-9 Woyla, pada 31 Maret 1981.
Saat itu pangkatnya letnan kolonel. Walaupun terdapat dua korban jiwa (satu pilot dan satu anggota Para Komando), operasi tersebut dinilai sukses oleh pemerintah Indonesia karena selamatnya seluruh awak dan penumpang pesawat yang lain.
Sintong Panjaitan dan timnya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat.
Ikuti kisah pasukan elite TNI AD Kopassus di tribunjambi.com. (*)
• CERITA Unik Mahaguru Pelempar Pisau Kopassus, Saking Jagonya, Pohon Randu Tak Ada yang Selamat
• Simak Kisah Nyata Saat Kopassus Dikira Burung Raksasa dan Menjadi Sasaran Suku Kanibal
• Cuma Pakai Jins Biru Kopassus Datang, Misi Rahasia Tak Pakai Baret Merah Andalan