Kolonep Moeng Danjen Kopassus Legendaris, Meski Hanya Bawa Pisau Komando Harus Menang

Perubahan warna baret Kopassus itu memiliki cerita tersendiri, di tengah kondisi Republik Indonesia yang masih berumur muda.

Editor: Duanto AS
RPKAD dan Kolonel Moeng Pahardimulyo. (kolase tribun jabar) 

Dia merupakan TNI lulusan Akademi Militer Nasional (kini Akademi Militer) tahun 1963. 

Kariernya di militer:

Penasihat Militer Presiden BJ Habibie

Sesdalopbang (Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan)

Pangdam IX/Udayana

Danjen Kopassus

Sintong Pandjaitan menerima 20 perintah operasi/penugasan di dalam dan luar negeri selama karier militernya. Dia tersandung lantaran peristiwa Santa CruZ di Dili.

Pada 1969, Sintong dikutsertakan dalam upaya membujuk kepala-kepala suku di Irian Baratuntuk memilih bergabung bersama Indonesia dalam Penent uan Pendapat Rakyat.

Berbagai prestasi Sintong di kesatuan khusus TNI-AD ini mengantarkannya ke kursi Komandan Kopassandha di periode 1985-1987, menggantikan Brigjen Wismoyo Arismunandar.

Sintong Panjaitan merupakan pemimpin Grup-1 Para Komando yang terjun dalam operasi pembebasan kontra terorisme dalam peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla,  31 Maret 1981. 

Saat itu pangkatnya letnan kolonel. Walaupun terdapat dua korban jiwa (satu pilot dan satu anggota Para Komando), operasi tersebut dinilai sukses oleh pemerintah Indonesia karena selamatnya seluruh awak dan penumpang pesawat yang lain, sehingga ia beserta tim-nya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat. 

Ikuti ksah-kisah pasukan elite TNI AF Kopassus di tribunjambi.com. 

Baret Merah Kopassus Dibantingnya dan Perwira TNI pun Terdiam, Cuma Sosok Ini yang Berani Lakukannya

CERITA Unik Mahaguru Pelempar Pisau Kopassus, Saking Jagonya, Pohon Randu Tak Ada yang Selamat

Ini yang Bakalan Dirasakan Para Calon Anggota Kopassus, Dilepas Tanpa Bekal Di Nusakambangan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved