Tribun Wiki
Nikmati Kopi Bukit Putih Khas Desa Batu Empang Kabupaten Sarolangun
Untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat yang sebelumnya memproduksi padi dan petani karet.
Penulis: Wahyu Herliyanto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Desa Batu Empang, tidak hanya memiliki keindahan alam yang saat ini dikelola masyarakat.
Untuk meningkatkan perekonomian, masyarakat yang sebelumnya memproduksi padi dan petani karet.
Kini masyarakat sudah memanfaatkan kontur geografis perbukitan itu untuk memproduksi kopi.
• Cek Online Nomor BPJamsostek Sudahkah Terdaftar Memerima Bantuan Rp 600 Ribu Selama 4 Bulan
• Ada Air Terjun Batu Langit Setinggi 100 Meter di Desa Batu Empang Sarolangun
• Batu Empang, Desa di Sarolangun yang Punya Keindahan Alam Khas Bebatuan Besar, Ini Aksesnya
Budidaya kopi kini digeluti masyarakat karena memiliki nilai jual bagus di pasaran.
Khususnya masyarakat yang ada di dua dusun yaitu Dusun Tangkui dan Sekeladi.
Dengan kondisi pertanian yang hingga kini belum menjamin masyarakat.
Rabuan terus mengajak masyarakat membuka lahan perkebunan kopi sejak tahun 2016.

Hingga saat ini, usahanya untuk mengajak masyarakat sangat didukung dan luas lahan perkebunan kopi di desa tersebut sudah mencapai 165 hektare.
“Alhamdulilah niat itu disambut antusias oleh nasyarakat, saat ini lebih dari 50 hektare perkebunan kopi sudah menghasilkan," katanya
Untuk meningkatkan jumlah komoditi memang perlu usaha ekstra.
Saat ini ia terus berupaya meningkatkan sarana dan pesarana seperti akses jalan usaha tani, pembibitan, penanaman, produksi hingga menjaga kualitas buah kopi.
Lanjutnya, masyarakat desa saat ini hampir 95 persen merupakan petani kopi.

Untuk potensi kopi sendiri saat ini, menurutnya, sangat membantu perekonomian masyarakat setempat.
"harganya mencapai Rp15 ribu per kilo,"katanya
Dan masyarakat juga sudah menegemas kopi dengan merek Kopi Bukit Putih. Harganya cukup 20 ribu per bungkus.