Peringati Global Tiger Day 2020, Relawan Edukasi Harimau Jambi Berbagi Masker
Tetapi tahun ini Relawan Edukasi Harimau Jambi, Relawan Tigerheard bersama Zoological Society of London (ZSL) memperingatinya dengan membagikan masker
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, momen Global Tiger Day (GTD) tahun ini diperingati dengan cara yang lebih sederhana. Biasanya, GTD pada tahun sebelumnya diperingati dengan membuat berbagai iven menarik.
Tetapi tahun ini Relawan Edukasi Harimau Jambi, Relawan Tigerheard bersama Zoological Society of London (ZSL) memperingatinya dengan membagikan masker untuk masyarakat Jambi, Komunutas dan Instansi Pemerintah. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kampanye GTD 2020, yang juga dilakukan relawan Tigerheart di daerah lainnya.
Yoan Dinata Direktur ZSL mengatakan, masker yang bertuliskan tagline 'Lindungi Harimau Lindungi Dirimu' merupakan kampanye mengajak masyarakat peduli dengan satwa liar yang dilindungi khusunya harimau dan juga melindungi diri kita sekaligus menjalankan protokol kesehatan terkait dengan Covid-19.
• Update Corona di Indonesia Hari Ini, Pertambahan Capai Ratusan, Total Sudah Lebih 26 Ribu
• Dampak Covid-19, Pedagang Bendera Merah Putih Di Tanjab Barat Mengeluh Sepi Pembeli
• Bendera Merah Putih Dijadikan Mas Kawin, Pasangan Ingin Mengenang Perjuangan Menikah di saat Pandemi
Sebanyak 500 masker dibagikan kepada masyarakat umum. Kegiatan pembagian masker diadakan selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu (9-10/8/2020) di kawasan Kantor Gubernur Jambi.
Dia mengatakan, dipilihnya masker untuk dibagikan karena menyesuaikan keadaan yang saat ini ditengah pandemi Covid-19.
"Saat pandemi ada momen GTD tahun ini berhubung kondisi yang ada kita juga tidak bisa melakukan event dan mengumpulkan orang banyak, lebih bagus kita membuat sesuatu yang juga mungkin bermanfaat tapi juga ada unsur edukasi dan tetap mengajak masyarakat umum peduli dan lebih perhatian pada konservasi harimau Sumatera," ujarnya saat ditemui tribunjambi.com, Selasa (11/8/2020).
Yoan Dinata mengatakan, kampanye untuk peduli terhadap satwa terancam punah khususnya Harimau Sumatera dan juga tingkat kepedulian masyarakat merupakan investasi jangka panjang.
Maka setiap tahunnya target audience juga berbeda beda, mulai dari masyarakat perkotaan, masyarakat yang ada disekitar kawasan (perlindungan satwa liar) sampai pengambil kebijakan.
Hal itu juga bisa mempengaruhi kepedulian berbagai pihak untuk mendukung paling tidak konservasi Harimau Sumatera yang ada di wilayah Taman Nasional Berbak Sembilan-Jambi.
"Kampanye yang dilakukan lebih kepada mengingatkan kembali konservasi Harimau Sumatera ini perlu didukung semua pihak, tidak hanya tugas Kementerian Kehutanan saja tetapi juga Pemerintah Daerah dan masyarakat, kita harapkan pelan pelan kepedulian masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahun," harapnya.
Juca Aiyolanda satu di antara Relawan Tigerheart juga mengatakan tujuan dari kegiatan ini mengajak masyarakat penduli terhadap isu-isu lingkungan dan perburuan, perdagangan hewan-hewan yang dilindungi termasuk Harimau Sumatera yang menjadi konsen dari Relawan Tigerheart
Sasarannya masyarakat dan beberapa instasi terkait agar isu ini bisa mengglobal dan tidak menurunkan semangat menjaga kelestarian lingkungan walau di masa pandemi.
Dia berharap semoga masyarakat mulai memahani bahwa isu Harimau dan permasalahan lingkungan lainnya adalah bagian yang harus kita perhatikan karena hal tersebut menjadi indikator kesehatan bumi kita.
"Kesehatan bumi kita selain masalah seperti sampah, kebakaran, hutan, masalah harimau juga harus menjadi isu yang penting karena simbol harimau sebagai penjaga hutan seharusnya tidak hanya dipahami sebagai makna kiasan, tetapi harus dilihat sebagai makna bagaimana manusia makhluk yang berpihak kepada makhluk lainnya karena kita hidup di Bumi yang sama," sebutnya.
Menurut Anggis Yoan Relawan Tigerheart Jambi, Harimau satwa yang dilindungi dan mesti kita jaga karena populasinya yang semakin dan tempat tinggalnya yang semakin sempit akibat perburuan liar dan oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Kelangkaan satwa khas Indonesia ini terjadi karena mereka menghadapi ancaman, untuk bertahan hidup mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam oleh perdagangan ilegal makanya ayo bersama kita jaga dan lestarikan Harimau Sumatera," pungkasnya.