Berita Internasional
Perang di Laut China Selatan Belum Terjadi, Namun AS dan China Sudah Sengit Dalam Perang Ini
Perang di Laut China Selatan Belum Terjadi, Namun AS dan China Sudah Sengit Dalam Perang Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Nampaknya konflik antara China dan Amerika Serikat bukan cuma di Laut China Selatan.
Bahkan belum terjadinya perang rudal dan misil dari militer kedua negara masing-masing. Perang lainnya sudah di mulai di negara masing-masing.
Ya, Perang dagang China dengan AS semakin hari semakin sengit.
Kedua negara saling memboikot dan rebutan pangsa pasar.
• Cegah Penularan Covid-19, Inspektorat Provinsi Jambi Bagi Shift Kerja Pegawainya Sendiri
• Pasien Covid-19 Provinsi Jambi Hari Ini Rerata Berkontak dengan Pasien 151 dan 152
• Permintaan Brondong Ini Buat Syok Vanessa Angel, Niat Beli Celana Dalam Istri Bibi: Gimana Nih Pi!
• Jadwal Lengkap Siaran Langsung Liga Europa di SCTV Malam Ini, Man United vs LASK & Inter vs Getafe
Ketegangan mungkin kian meruncing setelah presiden AS Donald Trump menyalahkan China terkait penyebaran virus corona serta perseteruan Laut China Selatan.
Belum lagi masalah lain yakni saat pemerintah Amerika melarang perusahaan yang berbasis di AS untuk bekerja dengan Huawei, yang nota bene merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di China.
Warga Tiongkok tidak menganggap hal itu enteng dan melakukan aksi ekstrem untuk menunjukkan bahwa mereka membenci produk AS.
Salah satunya dengan merekam video saat mereka menghancurkan iPhone dan membeli perangkat Huawei.
Hal yang ingin mereka tunjukkan adalah sikap patriotik melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh Amerika.
Akan tetapi, meski ada kebencian terhadap produk AS, sebuah laporan yang dirilis oleh Counterpoint -sebuah perusahaan riset pasar teknologi- menunjukkan bahwa penjualan ponsel cerdas Apple di China saat ini lebih tinggi daripada Huawei.
• Banyak yang Tidak Punya Izin, Penarikkan Pajak Galian C di Kerinci Tidak Jelas
• Ramalan 12 Zodiak Asmara dan Karier Bisnis Besok, Rabu 5 Agustus 2020, Pekerja Taurus Terasa Monoton
• Bawaslu Provinsi Jambi Selesaikan 13 Perkara Netralitas ASN Pilkada 2020
• Richard Kyle Sempat Kepergok Berduaan dengan Gadis Lain, Ternyata Sosok Ini Bukan Wanita Sembarangan
Data yang dihimpun CNBC menunjukkan, volume penjualan untuk iPhone di Tiongkok adalah 7,4 juta unit pada kuartal April hingga Juni, pertumbuhan 32% year-on-year, menurut Counterpoint Research.
Sebagai perbandingan, produsen telepon China Huawei mencatatkan volume penjualan 36,6 juta unit, atau hanya naik 14% dibandingkan tahun lalu.
Dari data itu dapat diketahui bahwa Apple menjual ponsel secara signifikan lebih sedikit daripada Huawei di China. Namun, angka pertumbuhannya sangat tinggi.
Sementara, Oppo, Vivo dan Xiaomi, merek-merek yang membentuk sisa dari lima pemain terbesar di China, semuanya mengalami penurunan yang signifikan. Adapun pasar secara keseluruhan turun 17% YoY.
Secara terpisah, angka-angka dari CINNO Research yang berbasis di Shanghai menunjukkan penjualan iPhone melonjak 62% YoY menjadi 13 juta pada kuartal kedua.