Mahasiswi Target "Dosen Swinger", Ini Kelainan Seksual, Ungkap Modus Japri Ujung-ujungnya Ajak. . .
Awalnya, sang dosen yang dimaksud mendekatinya dengan pendekatan humanis, menanyakan beragam aktivitas Illian "Sungguh pendekatan akademis meski ada
"Awalnya dia berdalih untuk penelitian, membuat jurnal atau buku.
Tapi kami bantah semua. Penelitiannya tak ada metodologinya. Tak jelas respondennya dan tanpa consent. Kenapa hanya perempuan saja padahal kalau memang meneliti swinger ada dua pihak lelaki dan perempuan.
Penelitian kok yang aktif cerita yang meneliti. Sengaja membeberkan detil teknis seksual kayak menulis novel biru, kalau telpon jadi kayak sex call. Penelitian kok gak rampung-rampung dari 2014 sampai 2020. Penelitian kok pakai nyamar dengan pura-pura jadi istrinya dan menyebar-nyebarkan foto istri."
Illian kemudian menunjukkan sebuah catatan yang menunjukkan sudah ada 50 korban yang mengaku menjadi korban BA. Dari semua itu, modus pendekatannya macam-macam.
Ada yang alasan dia mau curhat tentang istrinya yang suka menyiksa, cerita krisis orang tuanya, pernikahannya tak punya anak, berdalih konsultasi psikologi.
"Kami cecar juga kelakuan dia pakai akun istri yang seolah curhat ke sesama perempuan karena bingung diajak Bambang untuk swinger. Ada juga modus penerbitan buku dan bisnis," terang Illian.
BA kaget, tak menyangka Illian punya data. Akhirnya dia tak bisa mengelak dengan dalih penelitian.
“Kami konfrontir kelakuannya, termasuk apakah benar mendatangi psikolog puskesmas di Sleman dan onani di depan psikolog itu dan menyasar beberapa psikolog lain. Dia membenarkan," imbuh Illian.
Illian juga bertanya kenapa yang disasar mayoritas berjilbab. Untuk informasi, dari nama-nama yang Illian pegang, hampir semuanya berjilbab kecuali Lely. Hampir semuanya menikah, kecuali Lely dan satu anak seorang member KAGAMA.
Ditambahkan Illian, BA lantas mengakui bahwa dia kecanduan menonton film porno sejak 2014.
Kepada Illian, BA mengakui menikmati cerita swinger pada perempuan khususnya yang berjilbab karena dia sering melihat video seks Arab.
"Kami pun sempat marah, karena melihat dia menjadikan perempuan sebagai obyeknya.
Perempuan dengan sifatnya yang pengertian dengan semua modusnya dianggap bisa lebih menerima ceritanya. Buat kami, dia kelainan seksual. Ada jenis eksibisionis, kelainan lelaki yang mempertontonkan kelaminnya pada perempuan dan menikmati kalau korbannya ketakutan."
Akhirnya BA mengakui punya kelainan seksual.
Illian menambahkan, dalam pertemuan itu, Lely juga bertanya pelecehan seksual secara fisik yang dilakukan Bambang di Balairung, area gedung pusat kampus UGM pada tahun 2004-2005.
Sebelum mereka bertemu di hari Minggu, Lely sempat dihubungi korban yang mengatakan ada trauma yang terpendam selama 14an tahun ini.
Saat itu Bambang sudah dilaporkan ke polisi di Sleman, dia sempat ditahan. Tapi dilepas karena jadi tahanan kota.