Hari Ini Terakhir Hari Tasyrik, Umat Muslim Masih Dilarang Berpuasa, Diperintahkan Perbanyak Zikir
Hari Senin (3/8/2020) masih masuk dalam hari Tasyrik sehingga dilarang untuk melakukan puasa sunah.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah) adalah hari yang memiliki kemuliaan. Rasulullah shalllahu alaihi wa sallam bersabda,
Hari Senin (3/8/2020) masih masuk dalam hari Tasyrik sehingga dilarang untuk melakukan puasa sunah.
Hari senin hari terakhir tasrik. Amalan shalih apa yang harus diperbanyak?
“Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qarr (hari tasyriq)” (HR. Abu Daud no. 1765, dishahihkan oleh Al-Albani).
Meski tidak bisa puasa maka di sisa terakhir Idul Adha ini perbanyaklah berzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
Lakukan terus takbir selama masa ini jangan sampai terputus.
Di Indonesia, biasanya pada malam hari raya, diadakan takbiran keliling untuk menyambut kedua hari raya tersebut.
Keesokan harinya, takbir masih dikumandangkan jelang pelaksanaan shalat hari raya.
• Lewat Sambungan Telepon, Jokowi Ucapkan Selamat Idul Adha ke Erdogan, Juga Bahas Penanganan Covid-19
• Mantan Sopir 12 Tahun Jadi TNI Gadungan, Penyamaran Terbongkar Usai Anggota TNI Asli Curiga
Saat hari raya Idul Adha, takbir juga masih terdengar dikumandangkan setiap selesai shalat fardhu.
Tak ada yang beda dari lafal bacaannya, yang berbeda adalah batas waktu bertakbir pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Disampaikan oleh Buya Yahya dalam video tayangan di kanal YouTube tersebut, pada hari raya Idul Fitri, takbir dikumandangkan mulai dari terbenamnya matahari (pada akhir ramadhan) hingga khatib naik ke atas mimbar.
Begitu pun saat Idul Adha, takbir dikumandangkan mulai dari terbenamnya matahari (pada tanggal 9 Dzulhijjah) hingga khatib naik atas mimbar.
• Kabar Gembira Bagi Semua Pelajar! Mendikbud Sebut 100 Persen Dana BOS Untuk Beli Kuota Internet
Bedanya, pada hari raya Idul Adha disunnahkan untuk lanjut bertakbir setiap selesai shalat fardhu, selama 4 hari.
Mulai setelah shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah dan hari tasyrik (11.12.13 Dzulhijjah) yang berakhir setelah Ashar di tanggal 13 Dzulhijjah.
Lantas, apa itu takbir mursal dan muqayyad ?
Seperti dijelaskan oleh Buya Yahya, para ulama menyebutkan ada dua jenis takbir, yakni takbir mursal dan muqayyad.
Takbir mursal adalah takbir yang dikumandangkan di luar waktu shalat.
Takbir mursal ini, kata Buya, bisa dikumandangkan di jalan, pasar, dan lazimnya pada malam hari raya.
"Kalau takbir mursal, takbir itu adalah dimulai dari malam hari itu, kalau di bulan hari raya Idul Fitri, itu dimulai dari terbenamnya matahari hingga imam naik ek atas mimbar," kata Buya.
"Dan begitu juga di takbir hari raya Idul Adha, sampai imam itu naik ke atas mimbar, sudah selesai itu takbir mursal," lanjutnya.
• Niat Hati Numpang Mandi di Hotel Karena Kebanjiran, Pria Ini Malah Pergoki Pacarnya Selingkuh
Sementara takbir muqayyad adalah takbir yang terikat di waktu shalat.
Takbir ini tidak lagi dikumandangkan di lapangan, tapi disunnahkan setelah mengerjakan shalat fardhu.
"Adapun takbir muqayyad, yang terikat dengan waktu shalat, di hari raya Idul Adha itu sampai hari tasyrik. Hari tasyrik berakhir waktu ashar selesai... waktu ashar selsai menjelang magrib di hari tasyrik." ujar Buya.
"Hari kurban, kemudian tasyrik 1, 2, 3, yaitu tetap disunnahkan takbir tapi bukan di lapangan lagi, bukan di jalan-jalan, tapi sunnah takbir tersebut, takbir yang selama ini kita baca Allahu AKbar Allahu Akbar, itu dibaca setelah waktu shalat saja," jelasnya.
Bahkan, menurut para ulama seperti disampaikan oleh Buya, takbir muqayyad tidak hanya pada shalat fardhu saja, tapi semua shalat bisa dikumandangkan takbir muqayyad selama hari tesebut.
Tapi pada umumnya, dikerjakan setelah shalat fardhu saja.
Berikut adalah video penjelasan Buya Yahya mengenai takbir mursal dan muqayyad.
• Tunjuk Otto Hasibuan Sebagai Kuasa Hukum, Djoko Tjandra Dipastikan Akan Ajukan PK
Doa Sapu jagat
Ada doa yang yang dianjurkan untuk banyak di baca pada hari tasyrik ini yaitu doa yang kita kenal oleh orang Indonesia dengan doa sapu jagat.
Ini berdasarkan firman Allah,
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.
Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Rabbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar”. [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka]” (QS. Al Baqarah: 200-201).
“Disunnahkan membaca doa pada hari tasyrik: “Rabbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka]”.
Secara umum doa “sapu jagat” ini adalah doa yang memiliki banyak keutamaan dan merupakan doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meminta kebaikan dunia dan akhirat. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Senin (3/8) Hari Terakhir Tasyrik 13 Dzulhijjah Perbanyaklah Takbir, Dzikir dan Doa Sapu Jagad
Editor: Dian Anditya Mutiara