Proyek 7 Sumur Bor Pemkot Jambi Jadi Sorotan Dewan, Satu Sumur Anggaran Rp 150 Juta
DPRD Kota Jambi menyoroti pembuatan sumur bor di 7 kantor kecamatan di Kota Jambi yang menggunakan APBD Kota Jambi.
Penulis: Rohmayana | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jambi menyoroti pembuatan sumur bor di 7 kantor kecamatan di Kota Jambi yang menggunakan APBD Kota Jambi.
Sumur bor yang berada di Kantor Camat Jambi Timur, Jambi Selatan, Paal Merah, Telanaipura, Alam Barajo, Kota Baru dan Danau Sipin itu dinilai sangat mahal dan tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Terkait hal tersebut, Momon Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Jambi mengakatan, sumur bor yang dibangun pada 7 kantor Camat tersebut fungsi utamanya untuk sistem proteksi kebakaran yang menggunakan air bertekanan sebagai medianya (hydrant).
“Satu sumur tersebut anggaran Rp 150 juta,” kata Momon, kemarin (29/7).
Kata Momon, selain untuk hydrant, sumur tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan kantor Camat.
“Juga bisa membantu masyarakat jika terjadi kesulitan air saat kemarau,” imbuhnya.
• Uang Rp 40 Juta di Pasar Angso Duo Raib Dicuri, Aksi Pelaku Terekam CCTV
• VIDEO Pembacaan Vonis untuk Sipir Lapas Kuala Tungkal yang Jadi Pengedar Sabu
Lebih lanjut Momon menyebutkan, saat ini sumur tersebut bukan tidak berfungsi, namun memang belum difungsikan karena masih proses pekerjaan.
“Wajar saja kalau ada yang airnya keruh, karena masih dikerjakan. Saat ini pekerjaannya sudah 90 persen. Memang belum difungsikan,” katanya.
Sumur yang dibangun melalaui APBD 2020 itu sebut Momon, memiliki kedalaman beragam. Ada yang mencapai kedalaman 150 meter.
“Beda dengan sumur bor biasa. Inikan fungsi utamanya untuk sumber air pemadam kebakaran. Besar pipa sumurnya diameter 4 cm,” katanya.
Sebelumnya, anggota DPRD Kota Jambi Fraksi Gerindra, M Yasir menanyakan mengenai pembangunan sumur bor yang di danai oleh ABPD Kota Jambi TA 2020.
"Ada sumur bor yang tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Jadi ini kita soroti, karena ada juga pengaduan dari masyarakat mengenai hal itu," katanya.
"Berdasarkan pengakuan, ada yang airnya keruh, dan jauh dari harapan. Apakah kurang dalam atau seperti apa ini tidak tahu. Yang jelas anggarannya cukup besar," imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, pihaknya dalam waktu dekat akan turun lapangan bersama dengan Komisi III lainnya.
“Akan kami cek langsung ke lapangan,” pungkasnya. (Rohmayana)