Editorial
Mencegah Maraknya Aksi Bunuh Diri
Ahli mengatakan pengidapnya seringkali tak menunjukkan pertanda cenderung bunuh diri.
Depresi.
Inilah kondisi psikologi yang bisa menyebabkan penderitanya tak mampu menggunakan segenap potensi diri secara baik untuk menjalani aktivitas sehari-hari, bahkan sampai membahayakan diri dengan melakukan bunuh diri.
Baru-baru ini pemberitaan diramaikan kasus tewasnya seorang editor video sebuah stasiun televisi swasta, yang kemudian disimpulkan disebabkan bunuh diri karena depresi.
Di Jambi kasus-kasus bunuh diri juga terjadi, seperti beberapa bulan lalu terjadi di Payo Selincah karena depresi tertipu miliaran rupiah.
Belum lagi kalau berbicara kasus bunuh diri di kalangan artis, yang rata-rata karena depresi.
Ahli mengatakan pengidapnya seringkali tak menunjukkan pertanda cenderung bunuh diri.
Mereka yang membuka diri terhadap akses pengobatan juga masih segelintir, rata-rata karena malu berobat ke psikolog atau ke rumah sakit jiwa, karena stigma sakit jiwa secara salah kaprah dilekatkan.
• Polda Jambi akan Tindak Perusahaan yang Terbukti Lalai Dalam Penanganan Karhutla
• 12 Tahanan Polres Tanjabbar Dilimpahkan Jaksa ke Lapas
• HP Android Dibawah Rp 2 Juta, RAM 4 GB - Xiaomi Redmi 9 hingga Infinix Hot 9 Play
• Ibu dan Anak Tewas Dihantam Pakai Tabung Gas, Ayah Kritis Setelah Coba Bunuh Diri Minum Racun
Karena itu pemerintah melalui lembaga kesehatan perlu memerhatikan kondisi ini.
Dan tentu saja melakukan sosialisasi apa saja fasilitas yang diberikan pemerintah ataupun lembaga bagi mereka yang mengidapnya,
entah itu berupa layanan konsultasi secara gratis, terapi, ataupun kepada obat-obatan. (*)