editorial

Polemik Sekolah Daring dan Tatap Muka

POLEMIK seputar teknis belajar saat pandemi Covid-19 ibarat membuat masalah di atas masalah.

Editor: Deddy Rachmawan
Tribunjambi/Hanif Burhani
Sejumlah orang tua mengantarkan anaknya saat hari pertama proses kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Kota Jambi, Senin (13/7). 

POLEMIK seputar teknis belajar saat pandemi Covid-19 ibarat membuat masalah di atas masalah.

Banyak argumen hanya mengacu pada kondisi pihak masing-masing, sementara kebijakan yang dikeluarkan bersifat umum dengan penyesuaian kondisi daerah masing-masing.

Namun tahukah mereka, jika persoalan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, antara satu daerah dan daerah lainnya itu tidak sama.

Bahkan di satu lembaga pendidikan saja ada perbedaan kondisi siswa sehingga penanganannya pun harus berbeda.

Konsekuensi belajar dengan metode dalam jaringan (daring) jelas membutuhkan perangkat dan paket data yang tidak sedikit.

Namun, ada banyak orangtua memilih metode ini agar anaknya aman dari kemungkinan terpapar Covid-19.

Lalu, ada juga yang meminta agar sekolah kembali dibuka, guru-guru harus mengajar anak mereka.

Karena itu dirasa lebih afdol dan proses transfer pelajaran lebih mengena.

Metode ini pun telah diterapkan dan diinstruksikan dengan berbagai persyaratan.

Namun lagi-lagi metode ini dinyinyiri pula oleh kelompok lainnya.

Dianggap tidak waspada Covid-19, spekulasi yang terlalu berisiko pada keamanan anak-anak didik.

Tudingan pada pihak sekolah pun tidak sedikit, dianggap makan gaji buta dan sebagainya.

Dilamar Anak Bos Perusahaan Transportasi, Nikita Willy Menangis, Doakan Ayah Indra Priawan

Sinopsis Film Patriots Day Tayang di Trans TV, Aksi Pemboman Boston Marathon

Gadis Ini Harus Pakai Helm Seumur Hidupnya di Luar Rumah, Alami Kondisi Medis Xeroderma Pigmentasum

Cara Konsumsi Air Rebusan Daun Salam Untuk Redakan Asam Urat

Kita sedang berada di tengah badai, tidak akan ada yang sempurna.

Badai tak juga berhenti, tak ada pilihan kita perlu berdamai dengannya. Tak mungkin mengurung anak-anak terus tanpa belajar.

Perlahan semua aktivitas harus dimulai, namun tetap dengan mewaspadai badai.

Metode daring yang dianggap momok karena berbiaya mahal sebenarnya adalah solusi bagi sebagian kelompok lain.

Begitupun dengan metode tatap muka, merupakan jalan keluar bagi kelompok lainnya.

Badai yang menghadang mestinya menjadi momen bagi kita untuk lebih mengoreksi diri. Bisa lebih menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan argumen sendiri.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved