Waspada Hand Sanitizer yang Menggunakan Bahan Berbahaya Ini, Dampaknya Bisa Berakibat Fatal

Dampak pandemi Covid-19 membuat produk hand sanitizer banyak diburu masyarakat selain masker

Editor: Heri Prihartono
shutterstock
Ilustrasi pakai hand sanitizer 

TRIBUNJAMBI. COM - Dampak pandemi Covid-19 membuat produk hand sanitizer banyak diburu masyarakat selain masker. 

Keberadaan hand sanitizer dianggao vital sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Tapi hand sanitizer selain untuk membunuh kuman dan virus, bila salah membeli malah berakibat fatal.

Diresmikan Sebelum Izin Lengkap, Al Haris Tak Permasalahkan UKL-UPL Sikumbang Waterpark Bangko

Sejak adanya pandemi covid-19, banyak bermunculan produk-produk hand sanitizer.

Sebelum membeli ada baiknya memeriksa atau membaca bahan pembuatan hand sanitizer yang tertera di botolnya.

Baru-baru ini Badan Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat menarik puluhan merek hand sanitizer dari toko.

Pasalnya hand sanitizer dijual tersebut mengandung metanol yang sangat berbahaya.

Metanol merupakan zat beracun yang dapat mengancam tubuh ketika diserap melalui kulit.

Apa Hukum Kurban Online, Langgar Ketentuan Agama? Simak Penjelasan Lengkapnya dari Ustaz Buya Yahya

Akibat terkena dapat menyebabkan kebutaan, bahkan kematian jika tertelan.

Dikutip dari laman resmi FDA, metanol bukan termasuk bahan aktif yang bisa digunakan untuk hand sanitizer karena efek toksiknya.

Konsumen yang telah terpapar produk itu harus segera mencari pengobatan untuk menghilangkan efek toksik metanol.

Editor Metro TV Diduga Polisi Tewas Bunuh Diri, Disebut Karena Depresi Setelah Pemeriksaan di RSCM

Paparan metanol substansial dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan permanen, kejang, koma, dan kerusakan permanen pada sistem saraf atau kematian.

Seorang ibu menggunakan cairan antiseptic atau "hand sanitizer" ke tangan anaknya di kawasan Kota Pangkalpinang, Selasa (3/3/2020). Kelangkaan masker dan hand sanitizer terjadi di sejumlah apotek di Kota Pangkalpinang. Petugas apotek mengaku, masker dan hand sanitizer habis terjual sejak kemarin Senin (2/3/2020) menyusul diumumkannya dua WNI positif virus corona atau Covid-19. (Bangkapos.com / Resha Juhari)

Sejak berlangsungnya pandemi Covid-19, para pejabat kesehatan mendesak warga untuk mencuci tangan selama 20 detik atau menggunakan hand sanitizer demi melindungi diri dari paparan virus corona.

Permintaan hand sanitizer pun melonjak hingga terjadi kelangkaan.

Merek-merek baru yang meragukan kemudian bermunculan dengan memanfaatkan situasi itu.

"Sayangnya, ada beberapa perusahaan mengambil keuntungan dari meningkatnya penggunaan pembersih tangan selama pandemi virus corona," kata Komisaris FDA Dr Stephen Hahn, dikutip dari NBC News, Kamis (23/7/2020).

"Perusahaan itu menempatkan nyawa dalam risiko dengan menjual produk dengan bahan berbahaya dan tidak dapat diterima. Konsumen dan penyedia layanan kesehatan tidak boleh menggunakan pembersih tangan yang mengandung metanol," lanjut dia.

Mantan Komisaris FDA sekaligus Presiden Pusat Obat-obatan untuk Kepentingan Umum Peter Pitts mengatakan, menjual produk hand sanitizer ini seperti menjual obat ilegal.

Produk-produk tersebut bisa memenuhi rak-rak toko karena kurang ketatnya prosedur keamanan terhadap barang.

"Ketika Anda berada di sebuah perusahaan besar atau perusahaan kecil dan Anda membeli produk dalam jumlah besar, Anda ingin memahami asal dari produk itu, apakah produk tersebut telah disetujui atau tidak dalam kondisi baik. Jelas itu diabaikan begitu saja," kata dia.

FDA pertama kali memperingatkan tentang adanya 9 produk buatan Meksiko pada Juni 2020.

Sejak saat itu, lusinan produk lainnya telah ditambahkan ke dalam daftar.

Tak jelas bagaimana produk itu bisa dijual di toko-toko, tetapi ada sejumlah merek yang sudah ada sejak awal pandemi.

Sepuluh kematian dan puluhan warga yang dirawat di rumah sakit Arizona dan New Mexico diyakini terkait dengan metanol hand sanitizier itu.

Dalam dua kasus di Arizona, pasien telah membeli pembersih tangan dari sebuah toko, tetapi merek tersebut tidak diketahui.

"Kami memiliki enam kematian sekarang dan dua orang dengan kebutaan permanen, dua pasien lainnya sedang menunggu hasil pemeriksaan," kata asisten profesor di Departemen Kedokteran Darurat di University of New Mexico, Dr Brandon Warrick.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "FDA Tarik Puluhan Merek Hand Sanitizer karena Mengandung Zat Berbahaya",

* Cara Memilih Hand Sanitizer

Saat pandemi Covid-19, hand sanitizer menjadi satu barang yang banyak dicari masyarakat sebagai cara pencegahan tertular Covid-19.

Tetapi, diberitakan media massa, ada saja oknum-oknum yang mencari keuntungan dengan memalsukan hand sanitizer.

Dokter Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah dr Annisa Rahmayuni menjelaskan mengenai guna, kandungan hand sanitizer, bahkan dampak berbahaya gunakan hand sanitizer palsu.

"Hand sanitizer adalah pempersih tangan, berfungsi sebagai pengganti sabun jika sedang tidak ada sabun dan air,"kata dr Annisa saat dikonfirmasi bangkapos.com, Jumat (10/4/2020).

Ia menyebutkan kandungan utamanya adalah alkohol 70 persen yang berfungsi sebagai desinfektan dan bahan-bahan lain seperti pelembab, parfum dan sebagainya.

Menyikapi adanya hand sanitizer palsu, dr Annisa membeberkan dampaknya, tentu berbahaya.

Pertama, efektivitas hand sanitizer dalam membunuh kuman perlu dipertanyakan.

Kedua ditakutkan mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia, terutama bagian kulit, karena kulit adalah bagian tubuh yang terpapar langsung oleh hand sanitizer.

"Jika ada bahan berbahaya yang tidak sesuai standar Kemenkes maupun WHO, ditanyakan akan menyebabkan iritasi dan berbagai macam penyakit kulit dan dalam jangka panjang mungkin bisa menyebabkan kanker,"tuturnya.

dr Annisa juga menberikan saran cara memilah hand sanitizer asli dengan memperhatikan produk harusnya memiliki nomor izin edar dari Kemenkes (bukan nomor BPOM) dan produk-produk alkes seperti hand sanitizer yang memang terdaftar di Kemenkes bisa dicek melalui situs: infoalkes.kemkes.go.id. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved