Berita Eksklusif Tribun Jambi
EKSKLUSIF Jalan Terjal Startup Lokal Jambi, Target Pasar Jadi Tantangan
Usaha rintisan (startup) berbasis digital di Provinsi Jambi terus bermunculan. Kendati ada yang datang dan tumbang di tengah jalan.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Memasuki ranah information technology (IT) dalam menjalankan bisnis menuntut pelakunya terus menjaga performa startup yang dijalankan.
Di antara yang mesti mengantisipasi atau meminimalisir bug-bug (kutu; kecacatan dalam istilah komputer) agar tetap menjaga dan terus meningkatkan performa.
Tantangan juga dihadapi Abdi Sapta Wardhana, founder Sangkek, aplikasi yang menawarkan produk berupa barang plus jasa pengantaran ke alamat pemesan.
Saat ini, pihaknya terus memperbarui (update) sistem, sehingga dapat lebih baik dari sebelumnya.
Abdi mengaku support terhadap munculnya aplikasi lokal lainnya.
"Kita tidak menganggap sebagai sebuah kompetisi tapi malah menjadi stimulus terciptanya ekosistem digital di Jambi," katanya.
Edukasi Market
Cerita membangun bisnis digital juga disampaikan Zuhratul Aulia yang membawa brand Lokak.
Berbeda dengan Payo Kepasar dan Sangkek, Lokak justru mengandalkan Instagram.
"Alhamdulillah, sampai sekarang antusiasme masyarakat bagus," kata perempuan yang sudah menjalankan bisnisnya lebih dari dua tahun ini.
Salah satu tantangannya adalah pelaku dituntut bisa mengenalkan produknya di pangsa pasar yang dituju.
Salah satu andalannya adalah penganan yang berbahan baku nanas.
Seperti diketahui di Jambi kawasan Tangkit, Kabuapten Muarojambi menjadi sentra nanas.
• Bikin Netizen Indonesia Berang, Media Asing Xinhua News Ralat Penggunaan Kata ‘Batik’ di Twitnya
Abdi justru lebih gamblang menjelaskan bagaimana tantangan bisnis startup agar bisa berkembang.
Di sini, kata dia, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mengedukasi market, dalam hal ini bagaimana warga Jambi bisa mengapresiasi anak-anak muda yang terlibat membangun kemandirian dalam ekonomi digital.
"Saya pribadi memandang aplikasi ini bukan sekadar mengejar profit, tapi bagaimana menjadi jembatan terciptanya fair trade (perdagangan yang adil). Barang petani, pedagang pasar atau pun penjual produk kuliner bisa dijual dengan harga wajar," jelasnya.