Berita Internasional

China Mencak-mencak Armada Perang US Navy Seenak Hati Seliweran di Wilayahnya Lakukan Provokasi

China Mencak-mencak Armada Perang US Navy Seenak Hati Seliweran di Wilayahnya Lakukan Provokasi

Editor: Andreas Eko Prasetyo
National Interest
Bahaya Rudal Nyasar, Pertempuran China-AS Disinyalir Terjadi di Halaman Depan Indonesia 

TRIBUNJAMBI.COM - Armada perang US Navy Amerika Serikat (AS) sudah mengerahkan kekuatan penuhnya di perairan Asia Pasifik.

AL Rusia pun akan berpikir berulang kali jika harus berhadapan dengan US Navy yang sudah malang melintang dalam operasi militer di penjuru dunia.

Kali ini China yang jadi sasaran US Navy untuk menguji seberapa tahan banting PLA Navy.

Kementerian Pertahanan Nasional China pada hari Kamis (9/7/2020) mengeluarkan pernyataan bernada keras terhadap Amerika Serikat.

Deretan Harga HP iPhone Terbaru 10 Juli 2020, Ada APPLE iPhone XS Max, iPhone 11 dan iPhone 11 Pro

VIDEO Empat Tips dari Bos Amazon Jeff Bezos Buat Kamu yang Mau Mulai Bisnis

VIDEO Diduga Pesta Seks, 1 Perempuan Ditangkap Ngamar Bareng 6 laki-laki, di Hotel Ada 37 Pasangan

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina.
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. (AFP)

Menurut Kemenhan China, dengan menuduh latihan militer China di dekat Kepulauan Xisha menyebabkan ketidakstabilan di Laut China Selatan, Kementerian Pertahanan AS mengabaikan fakta-fakta yang benar dan salah, dan berusaha untuk mengasingkan negara-negara di kawasan itu dan menuai keuntungan yang tidak adil.

"Kami sangat tidak puas dan dengan tegas menentang ini," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ren Guoqiang dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir dari Global Times.

Pernyataan Ren dirilis setelah sebelumnya pada 2 Juli 2020 lalu, Pentagon menuding aksi latihan militer China di perairan dekat Kepulauan Xisha dari 1 Juli hingga 4 Juli merupakan tindakan yang tidak produktif terhadap upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas.

Ren mengatakan, pada 27 Juni 2020, China telah mengumumkan akan menggelar latihan sebagai bagian dari jadwal pelatihan tahunan. Dia menegaskan, latihan tersebut bertujuan untuk secara efektif meningkatkan kemampuan pertahanan maritim militer China, secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional, dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

Seorang Pemain Game PUBG Mobile Dilaporkan Pihak MUI Kota Ambon ke Polisi Diduga Penistaan Agama

Sekda Tanjab Barat Buka-bukaan Soal Anggaran Penangan Covid-19

Editor Metro TV Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan Tol, Ada Luka Tusuk di Bagian Dada dan Perut

Respon Keras AS, US Navy Kerahkan Destroyer Kelas Berat untuk Pukul Mundur China di Pasifik
Respon Keras AS, US Navy Kerahkan Destroyer Kelas Berat untuk Pukul Mundur China di Pasifik (US Navy)

"Latihan itu tidak ditujukan pada negara atau target tertentu," kata juru bicara itu.

Di bawah upaya bersama China dan negara-negara anggota ASEAN, situasi di Laut China Selatan umumnya stabil dan bergerak ke arah yang baik.

Namun, lanjut Ren, AS terus mengirim sejumlah besar kapal perang canggih dan pesawat terbang ke Laut China Selatan untuk melakukan provokasi dan melenturkan otot, melakukan operasi hegemoni navigasi berkali-kali dan mengancam keamanan dan stabilitas regional.

Masih mengutip Global Times, hanya dua hari setelah menuding latihan China sebagai aksi tidak produktif, AS pada hari Sabtu mengirim dua kapal induk plus empat kapal perang lainnya ke Laut China Selatan untuk latihan skala terbesar di wilayah ini dalam beberapa tahun.

"AS adalah pendorong militerisasi terbesar di Laut China Selatan, dan menentang upaya dan keinginan perdamaian negara-negara di kawasan itu," kata Ren.

Dukungan Partai Terpenuhi, Tim Haris-Sani Diminta Kedepankan Politik Santun

BREAKING NEWS, Pasien Sembuh dari Virus Corona di Jambi Bertambah 3 Orang, Simak Data Jumat (10/7)

Baca Sinopsis Sinetron Samudra Cinta Episode 299 Tayang Malam Ini Pukul 19.30 WIB, Ibu Samudra Marah

Dia menambahkan, China berkomitmen untuk membangun komunitas Asia dari masa depan bersama dengan negara-negara di kawasan itu, dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerja sama berdasarkan rasa hormat.

"Kami berharap AS dapat melihat kembali kesalahannya, menghentikan operasi militer yang provokatif di Laut China Selatan, menghentikan tuduhan tidak berdasar terhadap China, dan berhenti menciptakan ketegangan," kata Ren.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved