Berita Nasional
Dijuluki Polisi Jujur, Jenderal Pol Hoegeng Suka Naik Sepeda Onthel dan Selalu Menolak Pengawalan
Dijuluki Polisi Jujur, Jenderal Pol Hoegeng Suka Naik Sepeda Onthel dan Selalu Menolak Pengawalan
TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini, pastinya banyak yang tidak mengetahui Kapolri pertama di Indonesia.
Jenderal satu ini dikenal jujur, mungkin tak banyak yang mengenalnya, dia adalah Jenderal Hoegeng Iman Santoso.
Beliau merupakan Kapolri pada Tahun 1968 hingga Tahun 1971.
Meski menjabat sebagai Kapolri ketika itu, tak lantas membuat Jenderal Hoegeng Iman Santoso hidup bermewah-mewah.
• Bandar Narkoba Kabur Saat Desa Pulau Kayu Aro Digerebek, Polisi Temukan 8 Paket Sabu
• Mendadak Trending Medsos, Foto Waktu SMA Nicholas Saputra TersebarL Aktor yang Punya Segudang Cerita
• New Normal, Ini Syarat Jika Ingin Gelar Pesta Pernikahan di Sarolangun
Hoegeng semasa menjabat Kapolri tetap menjalani hidup dengan kejujuran dan kesederhanaan yang ada padanya.
Sosok Hoegeng dikenal putranya, Aditya Soetanto Hoegeng atau Didit (70) sebagai pribadi yang sangat humoris dan membumi.
Didit menceritakan, ayahnya memiliki sebuah sepeda onthel yang kerap dipakai berolahraga bila memiliki waktu senggang.
Meski berstatus sebagai Kapolri, lanjut Didit, ayahnya akan menaiki sepeda onthel tersebut untuk bepergian seorang diri, tanpa pengawalan.
"Bahkan pernah ke rumah Pak Jenderal Yusuf, di Jalan Teuku Umar, pakai sepeda itu juga," ungkap Didit kepada Tribun di Depok, Senin (6/7/2020).
• PT WKS Klaim Empat Kelompok Tani yang Bermitra Miliki Legalitas
• Promo Belanja di Indomaret, Beli 2 Gratis 1, Harga Heboh hingga Super Hemat Periode 8-14 Juli 2020
• Beberapa Pantai di Bali Dibuka untuk Turis Asing, Warga Lokal Menolak, Ini Alasannya

"Beliau pulangnya pakai sepeda itu juga. Memang datangnya pakai itu, baliknya pakai itu. Ke pasar rumput, ke mana saja, ke banyak tempat beliau selalu naik sepeda itu, dan tidak pernah mau dikawal," sambung Didit.
Didit menjelaskan, ayahnya semasa menjabat Kapolri tak ingin dikawal lantaran tak ingin berjarak dengan masyarakat.
"Beliau mau dekat sama masyarakat. Jangan sampai ada barrier antara beliau dengan masyarakat," ujar Didit.
Didit menambahkan, semasa ayahnya menjabat Kapolri, di rumahnya tak ada pos jaga. Tak lain karena permintaan ayahnya sendiri, Jenderal Hoegeng.
Alasannya pun sama, karena Hoegeng tak ingin ada jarak antara dirinya dan masyarakat.
"Di rumah kita dulu, begitu beliau diangkat jadi Kapolri, itu batu-bata, semen segala macam sudah datang untuk bikin pos jaga," ujar Didit.