Petaka, Pria Ini Akhiri Hidup Akibat Stres Ponsel yang Baru Dibeli Dibanting Anaknya
Dilaporkan seorang petani berusia 50 tahun, memilih untuk mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup memenuhi permintaan putrinya.
TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona memang membuat semuanya berubah.
Pandemi virus corona telah menyebabkan instansi pendidikan beralih ke pembelajaran online.
Sayangnya, tidak semua anak didik mampu menyanggupi hal tersebut.
Faktor-faktor penghambat ini bisa disebabkan karena daerah yang terpencil dan susah sinyal, atau karena kemiskinan.
Tidak dipungkiri, melakukan pembelajaran jarak jauh dengan sambungan video membutuhkan dana yang lebih jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka.
• Para Diplomat AS Berbondong-bondong Kabur, Karena Arab Saudi Alami Lonjakan Kasus Corona
• Intel Densus 88 Pantau Gerak Gerik Wanita di Semarang Sebelum Penyergapan, Korek-korek Dulu
Mulai dari dibutuhkannya smartphone yang memadai, hingga menghabiskan uang untuk membeli paketan internet.
Ketidakmampuan memenuhi hal-hal tersebut bahkan telah menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya.
Melansir Somagnews.com, sebuah insiden memilukan terjadi di India.
Dilaporkan seorang petani berusia 50 tahun, memilih untuk mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup memenuhi permintaan putrinya.
Sang anak, yang naik ke kelas 10, meminta dibelikan smartphone untuk menghadiri kelas online.
Tetapi ayahnya hanya mampu membelikan smarthphone standar karena tidak punya uang.
Petani malang itu diketahui tinggal di sebuah desa di negara bagian Tripura, India.
Petani yang namanya tak diungkapkan ini mengalami kesulitan keuangan.
Ketika gadisnya meminta smarthphone untuk ikut pembelajaran, ia membelikan ponsel biasa karena uangnya hanya cukup untuk itu.
Ponsel itu tidak dapat digunakan untuk menghadiri kelas online. Sang anak yang tidak puas dengan pemberian ayahnya lantas merusak telepon seluler itu.