Hari Lahir Bhayangkara
Menguak Sejarah Lahirnya Hari Bhayangkara Pada 1 Juli dan Inilah Sosok Kapolri Pertama hingga Kini
Menguak Sejarah Lahirnya Hari Bhayangkara Pada 1 Juli dan Inilah Sosok Kapolri Pertama hingga Kini
TRIBUNJAMBI.COM - Besok, 1 Juli 2020 akan diperingati hari lahir Kepolisian RI dirayakan.
Dikenal dengan peringatan Hari Bhayangkara.
Hari Bhayangkara merupakan hari Kepolisian Nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946.
• Sudah Dilarang, Rhoma Irama Nekat Konser di Acara Khitanan Buat Bupati Berang, Berikut Faktanya
• Lawan China, India Makin Garang Usai Perancis Kirim Lebih Awal Jet Tempur Rafale Pesanannya
• Tulis Caption No Tears to Cry, Fans Menebak Penyanyi yang BerKolaborasi dengan BLACKPINK Selanjutnya
Peraturan itu menyatukan kepolisian yang semula terpisah sebagai kepolisian daerah, menjadi satu kesatuan nasional dan bertanggung jawab secara langsung pada pimpinan tertinggi negara, presiden.
Dilansir dari keterangan Divisi Humas Polri melalui akun Facebook-nya, nama Bhayangkara adalah istilah yang digunakan Patih Gadjah Mada dari Majapahit untuk menamai pasukan keamanan yang ditugaskan menjaga raja dan kerajaan kala itu.
• Detik-detik Wali Kota Surabaya Sujud Sambil Menangis di Depan Seorang Dokter, Begini Penjelasannya
• BREAKING NEWS Tiga Mantan Anggota DPRD Provinsi Jambi Hari Ini Penuhi Panggilan Penyidik KPK
• Sama-sama Diintimidasi China, Jepang dan India sedang Buru Kapal Selam Tiongkok di Samudra India
Namun, keberadaan pasukan pengamanan mengalami perubahan bentuk dan komando.
Kala itu, Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda dan Jepang selama kurun waktu yang cukup panjang.
Masa penjajahan Belanda Saat di bawah jajahan Belanda, pasukan keamanan diambil dari warga pribumi dan ditugaskan untuk menjaga aset dan kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda.
Pasukan keamanan ini terbagi menjadi beberapa bentuk, misalnya Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politia (Polisi Kota), Cultur Politie (Polisi Pertanian), dan Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja).
Akan tetapi, saat itu pribumi yang menjadi bagian dari anggota keamanan tidak bisa menempati posisi-posisi tinggi seperti hood agent (bintara), inspekteur van politie, dan commisaris van politie.
• Detik-detik Via Vallen Menangis Lihat Mobilnya Gosong Dibakar Orang: Awas Kamu, Kena Kamu Habis Ini
• Penampilan Lisa Blackpink Jadi Sorotan Karena Gabungkan Hanbok dan Rok Tradisional Thailand
• Tiga Kecamatan di Muarojambi Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Kata Kapolres
Papua Mereka hanya diperkenankan menjadi mantri polisi, asisten wedana, dan wedana polisi.
Koloni Belanda juga sempat membentuk kepolisian modern selama 1897-1920. Inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Polri saat ini.
Masa kolonialisasi Jepang Saat jepang menguasai Nusantara, kepolisian dibagi-bagi berdasarkan wilayah.
Ada kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera dengan pusat di Bukittinggi, Kepolisian Indonesia Timur berpusat di Makassar, dan Kepolisian Kalimantan yang pusatnya ada di Banjarmasin.
Berbeda dengan zaman Belanda yang hanya mengizinkan jabatan tinggi diisi oleh orang-orang mereka, saat di bawah Jepang, Kepolisian dipimpin oleh warga Indonesia.
Akan tetapi, meski menjadi pemimpin, orang pribumi masih didampingi pejabat Jepang yang pada praktiknya lebih memegang kuasa.
Masa kemerdekaan setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, polisi bentukan Jepang seperti PETA dan Gyu-Gun dibubarkan.