Begini Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah Covid 19, Tak Terima Ayah Dibiarkan Kelaparan
Keluarga pasien corona mengamuk di rumah sakit karena ayah mereka diperlakukan tidak manusiawi.
TRIBUNJAMBI.COM- Keluarga pasien corona mengamuk di rumah sakit karena ayah mereka diperlakukan tidak manusiawi.
Keluarga pasien mengaku mendapat informasi dari pasien yang lain bahwa sebelum meninggal ayahnya mengeluh lapar dan minta makan, tapi tak ada tenaga medis yang memberi makan.
“Ada salah satu pasien yang bilang kepada kita di rumah sakit, kalau malam sebelum Bapak meninggal dunia itu, almarhum mengeluh lapar dan meminta makanan, tapi tidak diberikan. Itu yang membuat marah keluarga,” ujar AK.
Ratusan orang yang mencegat ambulans dan mengambil paksa jenazah pasien corona di Ambon sempat viral beberapa waktu lalu.
• Asyik, YouTuber Bob Bee Builder Mau Bagi-Bagi Hadiah Lagi, Semua Bisa Berpeluang Menang
• Banyak Diskon, PROMO JSM Indomaret 26-28 Juni 2020 dan PROMO JSM Alfamart 26 Juni – 2 Juli 2020
• Saat Pandemi Virus Corona, Ternyata Jenis Tanaman Ini Paling Sering Dicari, Harganya Sampai Jutaan
Pasca kejadian itu pihak keluarga dari almarhum HK, pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di RSUD dr Haulussy Ambon memberi tanggapan mengenai tindakan ambil paksa jenazah.
Mereka juga menyampaikan sejumlah alasan mengapa sampai mencegat ambulans dan mengambil paksa almarhum untuk dibawa ke rumah duka.
AK, salah satu anak pasien mengatakan, pihak keluarga terpaksa mencegat ambulans dan mengambil paksa jenazah Ayahnya karena tidak puas dengan penanganan di RSUD dr Haulussy Ambon.
“Ayah saya diperlakukan di rumah sakit sangat tidak manusiawi. Penanganannya kacau dan itu yang membuat keluarga tidak terima,” kata AK kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Sabtu (27/6/2020).
• Pasien Covid-19 di Sarolangun Tak Dianjurkan Minum Ramuan Daun Sungkai, Ditemukan Ada Efek Samping
Menurut AK, puncak kemarahan keluarga terjadi saat salah satu pasien Covid-19 yang dirawat bersebelahan dengan Ayahnya memberi tahu sesuatu.
Pasien lain tersebut mengatakan kepada keluarga bahwa sebelum pasien HK meninggal dunia, pasien terus mengeluh lapar dan meminta makanan.
Namun, menurut pasien tersebut, tidak ada tenaga medis yang datang menyediakan makanan.
“Ada salah satu pasien yang bilang kepada kita di rumah sakit, kalau malam sebelum Bapak meninggal dunia itu, almarhum mengeluh lapar dan meminta makanan, tapi tidak diberikan. Itu yang membuat marah keluarga,” ujar AK.
Selain itu, saat pasien HK meninggal dunia, jenazah hanya dibiarkan dalam kondisi memprihatinkan.
”Ada bercak-bercak darah di bagian mulut almarhum dan dibiarkan begitu saja. Itu juga yang bikin keluarga tidak terima, sehingga memutuskan untuk mengambil jenazah secara paksa dari ambulans,” ujar AK.
• Isu Cerai Laudya Cynthia Bella Disorot Media di Malaysia, Begini Reaksi Mantan Istri Engku Emran
Pemukulan tenaga medis
Sementara itu, AK mengakui bahwa telah terjadi penganiayaan yang dilakukan pihak keluarga terhadap salah satu tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Meski begitu, AK menjelaskan bahwa pemukulan dilakukan oleh dua saudara perempuannya.
Menurut AK, tidak benar apabila ada informasi yang menyebutkan bahwa tenaga medis itu dipukul oleh orang dalam jumlah banyak.
“Kalau soal itu memang saya tidak bisa membantah, bahwa kejadian itu benar terjadi. Tapi bukan dilakukan oleh massa. Saat itu kita ada 5 orang datang, lalu adik perempuan saya yang terbawa emosi memang memukuli perawat itu," ujar AK.
"Tapi bukan di kepala, tapi di tangan. Saya sendiri yang melerai dan meminta adik saya tidak melakukan itu,” kata AK.
• Pasien Positif Covid-19 di Sarolangun Ada Yang Stres, Dirawat Hampir Dua Bulan Belum Sembuh Juga
Menurut AK, adiknya itu kesal dan memukuli perawat tersebut setelah mendengar pengakuan dari salah satu pasien bahwa Ayahnya mengeluh lapar sebelum meninggal dunia.
“Jadi karena Bapak saya tidak diperlakukan baik, tidak diurus di kamar jenazah dengan baik, adik saya marah di situ, lalu pukul tangan perawat itu. Lalu dia tarik APD sampai sobek, dia tidak tendang, saya ada di situ,” kata AK.
Terkait insiden ini, AK mengaku telah mendapat surat panggilan dari pihak kepolisian.
AK mengaku siap memberikan keterangan yang sebenarnya di hadapan polisi.
”Sudah ada surat panggilan dari polisi dan saya siap memberikan keterangan,” kata AK.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pulau Ambon AKP Gilang Prasetya mengaku pihaknya telah memeriksa tiga orang terkait kasus tersebut.
Satu dari tiga orang yang diperiksa itu merupakan istri dari almarhum HK.
“Iya benar, sudah tiga orang yang diperiksa saat ini,” kata dia.
• Pasien Positif Covid-19 di Sarolangun Ada Yang Stres, Dirawat Hampir Dua Bulan Belum Sembuh Juga
Warga cegat ambulans bawa pasien corona

Ratusan orang mengambil paksa jenazah positif corona yang sedang diangkut mobil ambulans.
Massa juga tak mengindahkan polisi yang mengawal ambulans sehingga terjadi adu mulut.
Sebuah mobil ambulans yang mengangkut jenazah Covid-19 dicegat ratusan warga saat sedang melintas di Jalan Jenderal Sudirman, tepatnya di kawasan Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat (26/6/2020) sore.
Mereka menghadang iring-iringan mobil ambulans yang dikawal mobil polisi secara beramai-ramai dan memarkir sepeda motor tepat di atas badan jalan.
Dalam aksi itu, warga ikut menghardik para relawan dan tenaga medis serta terlibat adu mulut dengan sejumlah personel polisi yang mengawal jenazah.
Warga bersikeras untuk mengambil jenazah Covid-19 itu dengan alasan pasien tersebut bukan meninggal karena corona, namun karena sakit.
Dalam kondisi tak berdaya, para tenaga medis hanya bisa menyaksikan warga mengambil paksa jenazah yang ada di dalam mobil ambulans tersebut dan kemudian membawanya ke rumah duka di kawasan tersebut.
Setelah itu, mereka mengembalikan peti jenazah ke jalan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, aksi pengambilan paksa jenazah Covid-19 itu pun menyita perhatian warga di kawasan tersebut.
Warga tampak berkerumun sisi kiri dan kanan jalan tanpa mempedulikan protokol kesehatan, meski sudah dilarang polisi.
• Jadi Komisaris Pertamina, Ahok Buka-bukaan Soal Gajinya, Sebut Lebih Suka jadi Gubernur DKI Jakarta
Pasien Covid-19 yang akan dimakamkan itu merupakan warga Maluku Tengah yang dirujuk ke RSUD Ambon setelah terkonfirmasi positif corona.
Terkait insiden itu, Sekda Maluku yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kasrul Selang mengaku sangat menyayangkan adanya insiden tersebut.
“Ini sangat disayangkan ya,” kata Kasrul, kepada Kompas.com, di kawasan tersebut, Jumat sore.
Kasrul menuturkan, jenazah yang hendak dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19 itu merupakan pasien terkonfirmasi positif corona dengan penomeran 557.
Pasien tersebut meninggal dunia di RSUD dr Haulussy Ambon sekitar pukul 08.00 WIT pagi tadi.
“Meninggal tadi sekitar jam 8 pagi di RSUD Haulussy, ini pasien kasus 577,” kata dia.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan mereka telah setuju korban dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.
“Keluarga inti itu sudah setuju mereka mau pengamanan dengan cepat dan mereka mau di tempat yang mereka tunjuk, di Warasia katanya tentu dengan protokol kesehatan,” kata dia.
Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang yang diwawancarai wartawan di lokasi kejadian mengaku insiden itu terjadi diduga karena warga salah paham.
“Kami masih tunggu dari rumah sakit untuk memproses ulang, tadi saya lihat mungkin ada salah paham ya dengan masyarakat,” ujar dia.
Saat disinggung apakah ada pihak yang sengaja memprovokasi keluarga korban, Leo menuturkan sementara diselidiki.
“Itu nanti kami lihat perkembangannya, tapi sementara kami atur satu persatu dulu kami harapkan ini bisa secepatnya diproses, yang penting jenazahnya diproses dan dikembumikan dulu,” ungkap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah dan Pukul Tenaga Medis