Berita Kota Jambi
Sebelumnya Tak Bisa Masuk 2 Rumah Sakit, Seorang Ibu di Jambi Meninggal setelah Melahirkan
"Saat dibawa ke sini, S mengalami sesak napas. Dikarenakan saya tidak ada oksigen, saya sarankan S dibawa ke RS Abdul Manap..."
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Seorang ibu berinisial S, warga Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, meninggal dunia setelah melahirkan.
Sebelumnya, ibu itu ditolak masuk di dua rumah sakit saat akan melahirkan.
Peristiwa penolakan tersebut terjadi pada Selasa (16/6) lalu.
• Ilmu Rahasia Nella Kharisma supaya Bisnis Moncer, Ternyata Dulu Belajar di Tempat Seperti Ini
• Promo Indomaret & Alfamart 19-21 Juni 2020 - Susu Anak, Margarin, Kosmetik, Snack, Beras
• Pledoi Iman Nahrawi Isinya Minta Taufik Hidayat Juga Dijadikan Tersangka, Ini Sebabnya
Informasi yang dihimpun tribunjambi.com dari bidan yang sempat merawat korban, sebelum ditolak rumah sakit di RSUD Abdul Manap dan RS Baiturahim, S sempat dibawa ke bidan Ernis yang berada di Perumahan Bougenvil.
Lantaran kondisi S dalam kondisi sesak napas, bidan Ernis langsung menyarankan keluarga agar segera membawanya ke rumah sakit.
"Saat dibawa ke sini, S mengalami sesak napas. Dikarenakan saya tidak ada oksigen, saya sarankan S dibawa ke RS Abdul Manap. Di sini S dan keluarganya hanya singgah," jelas Bidan Ernis, Kamis (18/6) sore.
Kemudian, S dibawa ke RSUD Abdul Manap.
Sampai di RSUD Abdul Manap, S dikabarkan ditolak pihak rumah sakit.
Direktur RS Abdul Manap, Rudi Pardede, membantah soal penolakan tersebut.
Waktu itu, katanya, alat di RSUD Abdul Manap telah terpakai semua.
Pihaknya menyarankan agar dibawa ke RSUD Raden Mattaher.
"Di Abdul Manap semuanya penuh. Kita sarankan ke RSUD Raden Mattaher. Bukan ditolak," terang Abdul, saat dikonfirmasi via telepon seluler, Jumat (18/6).
Namun keluarganya justru membawa S ke RS Baiturrahim.
Sesampainya di RS Baiturrahim, S kembali ditolak.
Terkait kabar itu, Humas Baiturahim, Rini Provita, juga membantah kabar adanya penolakan pasien di RS Baiturrahim.
Katanya, pihaknya bukan menolak.
Itu karena S masuk ke UGD pada jam malam saat dokter, bidan dan perawat ASN tidak masuk.