VIDEO: Hubungan Memanas, Korut Bersiap Mobilisasi Pasukan ke Perbatasan Korea
Ketegangan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memuncak akibat propaganda selebaran dari pembelot yang dikirim Korea Utara.
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Ketegangan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan memuncak akibat propaganda selebaran dari pembelot yang dikirim Korea Utara.
Militer Korea Utara menyatakan pihaknya siap mengambil tindakan pembalasan bila kelompok-kelompok itu terus menuerus melakukan aksi mereka.
Mengutip Reuters, Selasa (16/6), Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan telah mempelajari rencana aksi untuk memasuki kembali zona yang telah didemiliterisasi di bawah pakta antar-Korea 2018 dan mengubah garis depan menjadi benteng pertahanan.
• Dihantam Pandemi Covid-19, Pengrajin Batik di Jambi Beralih Jadi Pembuat Masker demi Bertahan Hidup
• Bimbingan Teknis di Masa Pandemi Covid-19, Begini Siasat KPU Bungo
• Imbas Covid-19 Sensus Penduduk Molor, BPS Muarojambi Rencanakan Lakukan Ini
"Tentara kami akan dengan cepat dan menyeluruh mengimplementasikan setiap keputusan dan perintah Partai dan pemerintah," kata KPA dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita resmi KCNA.
Ketegangan meningkat ketika Pyongyang mengancam akan memutuskan hubungan antar-Korea dan mengambil tindakan balasan atas selebaran, yang membawa pesan-pesan kritis terhadap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un termasuk pelanggaran hak asasi manusia.
Kementerian pertahanan Korea Selatan menyerukan agar Pyongyang mematuhi perjanjian 2018, di mana militer kedua belah pihak bersumpah untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan dan membongkar sejumlah bangunan di sepanjang Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat antara kedua negara.
"Kami menanggapi situasi ini dengan serius," kata juru bicara kementerian Choi Hyun-soo dalam sebuah pengarahan. "Militer kami menjaga postur kesiapan untuk dapat menanggapi situasi apa pun," tambahnya.
Beberapa kelompok yang dipimpin oleh pembelot secara teratur mengirim kembali selebaran, bersama dengan makanan, uang kertas US$ 1, radio mini dan stik USB yang berisi drama dan berita Korea Selatan, biasanya dengan balon melewati perbatasan atau dalam botol melalui sungai.
Pada hari Sabtu, Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim yang melayani sebagai pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, mengatakan ia memerintahkan militer untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya yang tidak ditentukan.
• Ratusan Karyawan di Bungo Dirumahkan Akibat Covid-19, Wabub Usulkan Dapat Bantuan
• Sering Jadi Tempat Transaksi Sabu, Rumah di Rajawali Digerebek Polisi, Kurir Simpan Sabu di Hotel
Korea Selatan tengah berencana mengambil tindakan hukum terhadap dua kelompok pembelot, dengan mengatakan tindakan mereka memicu ketegangan lintas-batas, menimbulkan risiko bagi penduduk yang tinggal di dekat perbatasan dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Namun kelompok tersebut mengatakan mereka berniat untuk terus maju dengan kampanye yang direncanakan minggu ini.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendesak Pyongyang pada hari Senin untuk menjaga perjanjian damai yang dicapai oleh kedua pemimpin dan kembali ke dialog.
Korsel perkuatan pengawasan
Militer Korea Selatan memperkuat pemantauannya terhadap Korea Utara, setelah Pyongyang mengancam akan mengambil tindakan militer.
Tetapi, sumber kantor berita Yonhap, sejauh ini hasil pemantauan menunjukkan, tidak ada langkah yang tidak biasa dari militer Korea Utara yang terdeteksi.