Kursi Wagub DKI Jakarta Tak DIdapat, Pilpres 2024 PKS Buka Peluang Koalisi Dengan Gerindra
Pemilihan presiden 2024 masih lama, tapi sejumlah partai politik sudah mulai berbicara soal nama di ajang kontestasi lima tahunan tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Pemilihan presiden 2024 masih lama, tapi sejumlah partai politik sudah mulai berbicara soal nama di ajang kontestasi lima tahunan tersebut.
Nama-nama yang selama ini santer terdengar masuk dalam survei calon presiden pada pemilu 2024. Tak terkecuali nama Prabowo Subianto.
Meskipun elektabilitas Prabowo Subianto menurun, namun masih terbuka lebar Partai Gerindra akan kembali memajukan Mantan Danjen Kopassus itu pada pemilu 2024.
Sinyal Partai Gerindra memajukan Prabowo Subianto pun mendapatkan respon dari PKS. PKS dan Partai Gerindra memang berduet pada pemilu presiden 2019 yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Meskipun tidak mendapatkan jatah kursi Wakil Gubernur DKI selepas ditinggalkan Sandiaga Uno, namun PKS tetap membuka peluang kembali berduet dengan Gerindra di pilpres 2024.
Diketahui, politikus Partai Gerindra Ahmad Riza Patria terpilih sebagai Wagub DKI Jakarta mengalahkan Nurmansjah Lubis dari PKS.
• Batal Berangkat Haji, CJH di Jambi Minta Uang Pelunasan BPIH Dikembalikan, Begini Caranya
• Pemkab Muarojambi Habiskan Rp 10 Miliar untuk Tangani Covid-19, Bisa Bertambah Lagi
• Siapa Sebenarnya Rizal Ramli, Pernah Dipenjara di Era Soeharto, Sosok Ekonom Rajawali Ngepret
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, peluang koalisi dengan Partai Gerindra tetap terbuka.
Mardani menegaskan PKS akan berusaha untuk mengusung kadernya sebagai calon presiden.
"Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi peluang koalisi untuk memajukan Indonesia tetap terbuka," kata Mardani saat dihubungi, Rabu (10/6/2020).
Pernyataan Mardani itu menjawab pertanyaan soal peluang PKS berkoalisi dengan Partai Gerindra jika Prabowo Subianto kembali maju sebagai capres 2024. Prabowo disebutkan akan menetapkan soal pencapresan 2024 dalam waktu dekat.
Ia mempertimbangkan maju lagi jika kader partai dan rakyat menghendaki. Mardani mengatakan, keputusan Prabowo untuk kembali maju sebagai capres pada 2024 sepenuhnya merupakan hak Ketua Umum Gerindra itu.
Ia menyatakan, PKS akan menetapkan keputusan pencapresan 2024 melalui Majelis Syuro dan mengupayakan untuk mengusung kader sendiri.
"Haknya Pak Prabowo untuk maju kembali di 2024. PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," tegasnya.

Gerindra Soal Pilpres 2024
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menetapkan keputusan soal pencalonan presiden pada Pemilu 2024 dalam waktu dekat.
Namun, Ahmad Muzani tak menyebutkan secara pasti kapan keputusan itu diumumkan.
"Terkait pencalonan presiden, Prabowo Subianto akan segera menetapkan keputusan," kata Muzani dalam keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).
Ia mengatakan, Prabowo telah meminta seluruh kader Partai Gerindra untuk bersabar. Muzani yakin Prabowo akan mengambil keputusan terbaik.
"Pak Prabowo sekali lagi meminta agar segenap Partai Gerindra bersabar, pada saatnya nanti kita akan mengambil keputusan yang terbaik," tuturnya.
Menurut Muzani, Prabowo tentu akan mempertimbangkan maju kembali di Pilpres 2024 jika kader Partai Gerindra dan rakyat menghendaki.
"Jika beliau sehat, jika kader meminta dan jika rakyat mengharapkan, tentu saja ini akan menjadi cara berpikir beliau dalam mengambil keputusan pada waktu yang tepat," ucap Muzani.
Elektabilitas Prabowo Subianto
Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turun drastis berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
Dari sekitar 1.200 responden yang disurvei pada 16-18 Mei 2020, elektabilitas Prabowo hanya 14,1 persen apabila dibandingkan Februari 2020 yang mencapai 22,2 persen.
Kendati Prabowo memiliki elektabilitas tertinggi di dalam survei tersebut, koreksi elektabilitas terhadap Menteri Pertahanan itu mencapai 8,1 persen.
Tren penurunan juga dialami oleh sejumlah elite politisi lain, seperti Anies Baswedan yaitu dari 12,1 persen menjadi 10,4 persen, Sandiaga Uno dari 9,5 persen menjadi 6 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono dari 6,5 persen menjadi 4,8 persen.
Selain itu, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, dan Puan Maharani juga mengalami nasib yang sama.
Bahkan, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang pada Februari 2020 sempat memiliki elektabilitas 0,3 persen, kini elektabilitasnya 0 persen.

Meski demikian, ada dua tokoh yang justru mengalami peningkatan elektabilitas, meski elektabilitas keduanya belum mampu mengalahkan Prabowo.
Adalah Gubernur Jawa Tengah (Jateng) secara mengejutkan naik ke papan atas sebagai calon presiden (Capres) 2024 dengan tingkat elektabilitas tertinggi nomor dua di bawah Prabowo Subianto.
Survei yang dipublikasikan Indikator Politik Indonesia pada Minggu (7/6/2020) itu secara mengejutkan menempatkan Ganjar sebagai kandidat capres yang patut diperhitungkan pada Pilpres 2024 mendatang.
Elektabilitas Ganjar Pranowo meningkat dari 9,1 persen pada Februari 2020 menjadi 11,8 persen pada Mei 2020.
Dia mengalahkan sejumlah tokoh yang disebut-sebut berpeluang jadi capres seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bahkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Meskipun, elektabilitas keduanya belum mampu mengalahkan Prabowo.
"Dukungan pada Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil kini cenderung meningkat dibandingkan temuan Februari lalu," demikian tulis keterangan dalam hasil temuan survei tersebut, seperti dilansir Kompas.com dari laman resmi Indikator, Senin (8/6/2020).
Presentase tersebut menempatkan Ganjar di urutan kedua teratas setelah Prabowo, sekaligus mengalahkan Anies.
Sementara, elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) meningkat dari 3,8 persen menjadi 7,7 persen.
Sehingga, membuatnya menempati urutan keempat teratas.
Bila melihat hasil survei, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meningkat dari 9,1 persen pada Februari 2020 menjadi 11,8 persen pada Mei 2020.
Berikut hasil survei selengkapnya:
1. Prabowo Subianto (Mei 14,1 persen; Februari 22,2 persen)
2. Ganjar Pranowo (Mei 11,8 persen; Februari 9,1 persen)
3. Anies Baswedan (Mei 10,4 persen; Februari 12,1 persen)
4. Ridwan Kamil (Mei 7,7 persen; Februari 3,8 persen)
5. Sandiaga Uno (Mei 6 persen; Februari 9,5 persen)
6. Agus Harimurti Yudhyono (Mei 4,8 persen; Februari 6,5 persen)
7. Khofifah Indar Parawansa (Mei 4,3 persen; Februari 5,7 persen)
8. Mahfud MD (Mei 3,3 persen; Februari 3,8 persen)
9. Gatot Nurmantyo (Mei 1,7 persen; Februari 2,2 persen)
10. Erick Thohir (Mei 1,6 persen; Februari 1,9 persen)
11. Puan Maharani (Mei 0,8 persen; Februari 1,4 persen)
12. Tito Karnavian (Mei 0,6 persen; Februari 0,8 persen)
13. Budi Gunawan (Mei 0,4 persen; Februari 0,4 persen)
14. Muhaimin Iskandar (Mei 0 persen; Februari 0,3 persen)
Untuk diketahui, survei dilaksanakan dengan metode kontak telepon dengan margin of error lebih kurang sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun responden yang menjawab tidak tahu atau tidak jawab mengalami peningkatan dari 20,3 persen pada Februari 2020 menjadi 32,3 persen pada Mei 2020. (Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tak Dapat Kursi Wagub DKI, PKS Tetap Dukung Prabowo di Pilpres 2024?