Terpilih Pidato di Wisuda Harvard, Mahasiswi Indonesia Nadhira Nuraini Afifa Ungkap Isu Toleransi

Seorang mahasiswi asal Indonesia, Nadhira Nuraini Afifa terpilih menyampaikan pidato di acara wisuda Harvard TH Chan School of Public Health.

Editor: Heri Prihartono
Capture YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health   Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard. 
Capture YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health   Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard.  

"Saya sudah melihat banyak sekali berita tentang Islamophobia dan itu sangat mengkhawatirkan saya," terang dia.

Nadhira Afifa, lulusan Harvard TH Chan School of Public Health, mahasiswa dari Indonesia yang terpilih untuk menyampaikan pidato dalam wisuda online di Harvard.
Nadhira Afifa, lulusan Harvard TH Chan School of Public Health, mahasiswa dari Indonesia yang terpilih untuk menyampaikan pidato dalam wisuda online di Harvard. (Instagram/nadhiraafifa)

Dibantu Rekan Yahudi

Tak disangka ketakutan Nadhira soal intoleransi dan Islamophobia ternyata terbantahkan di minggu kedua orientasi.

Ada dua hal yang membuat Nadhira percaya bahwa kampus yang dimasukinya itu menjunjung tinggi toleransi dan kesetaraan.

Pertama adalah momen saat dirinya mengetahui ternyata Harvard menyediakan ruang salat yang nyaman.

"Saya menemukan musala di lantai bawah," kata Nadhira.

"Sangat mengejutkan, ternyata Harvard menyediakan ruang musala yang sangat nyaman dan lengkap dengan hal-hal yang kami butuhkan," lanjutnya.

Kemudian momen dirinya bertemu rekannya yang merupakan seorang Yahudi turut menghilangkan kegugupan dan ketakutan Nadhira.

Kala itu rekannya yang Yahudi melihat Nadhira sedang salat di bawah tangga darurat.

Rekan Nadhira lalu berinisiatif menunjukkan Nadhira ruang salat yang nyaman di Harvard.

"Yang membuatnya lebih istimewa lagi adalah teman Yahudi saya yang menunjukkan ruangan tersebut," kata dia.

"Karena ia melihat saya salat di bawah tangga darurat."

"Kesetaraan, inklusivitas, dan persatuan. Tidak ada tempat lain yang lebih baik mempelajari hal-hal itu selain di sini," kata Nadhira.

Mulai dari situ Nadhira merasa Harvard Chan School of Public Health adalah rumah keduanya.

"10 ribu mil jauhnya dari kampung halaman saya," tandasnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved