Terpilih Pidato di Wisuda Harvard, Mahasiswi Indonesia Nadhira Nuraini Afifa Ungkap Isu Toleransi

Seorang mahasiswi asal Indonesia, Nadhira Nuraini Afifa terpilih menyampaikan pidato di acara wisuda Harvard TH Chan School of Public Health.

Editor: Heri Prihartono
Capture YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health   Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard. 
Capture YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health   Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard.  

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang mahasiswi asal Indonesia, Nadhira Nuraini Afifa terpilih menyampaikan pidato di acara wisuda Harvard TH Chan School of Public Health.

Nadhira berhasil lulus dengan gelar Master Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) dari kampus Harvard.

Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard, diunggah Senin (1/6/2020).
Nadhira Nuraini Afifa menyampaikan pidato di wisuda online Harvard, diunggah Senin (1/6/2020). (Capture YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health)

Dikutip dari YouTube Harvard T.H. Chan School of Public Health, Senin (1/6/2020), awalnya Nahdira menceritakan masa-masa orientasi kampus yang ia lalui.

Masa orientasi Nadhira menjadi momen unik tersendiri bagi dirinya.

"Saya tidak akan pernah lupa hari pertama orientasi kampus," kata dia.

Masih gugup dan takut beradaptasi dengan suasana baru, Nadhira bahkan sembunyi-sembunyi makan siang di dalam toilet.

"Saya makan siang di dalam bilik toilet dengan kaki dinaikkan ke dudukan toilet supaya tidak ada yang tahu saya di dalam," ungkapnya.

Di awal masa orientasi Nadhira bahkan grogi hanya sekadar berbincang-bincang dengan rekan-rekannya.

"Saat itu, saya takut akan semua hal. Di atas semuanya, saya paling takut jam istirahat," ujar Nadhira.

Kala itu Nadhira adalah pribadi yang gugup dan takut dicap berbeda dengan yang lainnya.

"Saya selalu gugup saat harus berbasa-basi dengan orang lain. Saya tidak tahu harus bicara apa, saya takut sekali akan salah bicara."

"Saya takut sekali dianggap berbeda."

Alasan Nadhira merasa grogi adalah karena identitasnya sebagai muslim.

"Bahkan hanya dengan mengenakan hijab, saya sudah membuat identitas saya tampak jelas tanpa perlu mengungkapkan kepercayaan saya," ucapnya.

Nadhira menuturkan bahwa ketakutannya berasal dari berita-berita Islamophobia yang kerap ia baca.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved