2 WNI Nekat Terjun ke Laut Kabur Dari Kapal Ikan China, 7 Jam Mengapung di Laut Karimun

2 Warga Negara Indonesia (WNI) nekat kabur dari kapal Lu Qing Yuan Yu 213 dengan cara melompat ke laut di perairan Karimun, Kepulauan Kepri.

Editor: Rahimin
TRIBUNBATAM.ID/ELHADIF PUTRA
Reynalfi (22) dan Andri Juniansyah (30) saat berada di Polsek Tebing, Sabtu (6/6/2020). Keduanya nekat terjun dari kapal ikan asal Republik Rakyat Tiongkok, di tempat mereka bekerja. Setelah berhasil kabur, mereka ingin segera pulang ke rumah dan bertemu keluarganya 

Parahnya lagi, selama berbulan-bulan bekerja di kapal tersebut, mereka tidak menerima gaji. Karena tidak tahan atas perlakuan yang mereka terima itulah, Andri bersama rekannya Reynalfi nekat menyeburkan diri ke laut.

"Saya sudah pedih. Selalu mengalami penganiayaan. Lelet-lelet sedikit ditendang. Kalau kata-kata kotor sudah sarapan pagi. Saya juga tidak pernah mendapatkan gaji," kata Andri di Mapolsek Tebing Polres Karimun, Sabtu (6/6/2020) sore.

Lantaran Dukung Prabowo, UAS Ngaku Diundang BUMN Untuk Tabligh Akbar Tapi Mendadak Dibatalkan

Wakil Presiden Maruf Amin Berbahagia, Dapat Cucu ke-25 dan Didoakan Secara Virtual

Seakan Sudah Tahu, Saat Dirazia Penambang Minyak Ilegal di Sarolangun Menghilang

 Kronologi terjun dari kapal

Tidak tahan dengan penderitaan yang diterimanya di atas kapal tersebut, Andri dan Reynalfi pun mencari celah untuk melarikan diri.

Beberapa hari sebelum kabur, keduanya telah menyiapkan life jaket dan dokumen pribadi, seperti paspor dan buku pelaut.

"Tiga hari sebelumnya sudah saya kemas memang," kata Andri di Polsek Tebing Polres Karimun, Sabtu (6/6/2020) sore.

Mereka merasa pada Jumat (5/6/2020) malam adalah waktu yang tepat untuk melaksanakan niat itu.

Pada malam tersebut, Andri mendapatkan tugas untuk berjaga. Ia melihat kapal sedang mengarah ke Singapura dan berada di dekat perairan Indonesia.

"Mereka kan punya radar di komputer. Sekitar satu atau dua jam mau ke Singapur ada Kepulauan Indonesia. Di situlah saya berpikir, ini lah saat yang pas untuk menyelamatkan diri," ungkapnya.

Tak mau memperpanjang waktu, Andri dan Reynalfi mengambil barang-barang yang telah mereka persiapkan.

Keduanya melompat dari buritan kiri bagian belakang kapal saat kapal masih melaju pada Jumat (5/6/2020) sekira pukul 20.00 WIB.

Rencananya mereka berenang ke pulau terdekat. Namun arus laut yang kuat malah membawa mereka menjauh. Sekitar tujuh jam mereka mengapung dengan bermodalkan life jaket dan sebuah pelampung kecil.

Dalam kondisi tubuh yang lemas, Andri dan Reynalfi berpelukan agar bisa bertahan dan tidak terpisah. "Di laut itu kami sudah pasrah," ujar Andri.

Sekira pukul 03.00 WIB, keduanya melihat ada perahu nelayan dengan jarak sekitar 150 meter dari mereka. Sambil berteriak minta tolong, Andri dan Reynalfi berenang dengan sisa kekuatan ke arah perahu.

"Di situ kami yakin selamat. Melihat perahu nelayan yang sedang menjaring ikan. Kami diselamatkan bapak nelayan. Beliau pahlawan," ucap Andri sambil menunjuk kepada nelayan, Tengku Azhar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved