Virus Corona
Ternyata Ada Bahaya Mengerikan Covid-19 Bagi Pria, Peneliti Sebut Bisa Sebabkan Kemandulan
Ternyata Ada Bahaya Mengerikan Covid-19 Bagi Pria, Peneliti Sebut Bisa Sebabkan Kemandulan
Dalam penelitian terbaru, sampel 11 pasien yang meninggal karena Covid-19 di Wuhan dianalisis oleh tim yang dipimpin oleh Ming Zhou.
• New Normal, Pasar Kramat Tinggi Muara Bulian Akan Dijaga Petugas, Pedagang Wajib Pakai Masker
• Tindak Lanjut Kejari Tanjabbar Atas Laporan Kasus Pamsimas di Desa Teluk Kulbi Tak Ada Kejelasan
• Masa Belajar di Rumah Diperpanjang, SMA Sederajat di Jambi Bakal Dibuka Pertengahan Juli Mendatang
Ming Zhou adalah profesor di Tufts Medical Centre di Boston.
Penelitian juga dibantu oleh Dr Nie Xiu dari Huazhong University of Science and Technology di Wuhan.
Mereka menguji gen virus di jaringan terlibat dalam produksi sperma dan testosteron.
Ternyata, beberapa sampel juga telah rusak oleh virus Corona.
Hasil tersebut lebih mengarah karena virus "ada di darah daripada di jaringan buah zakar," seperti tertulis dalam jurnal mereka.
Namun, secara akurat lebih dari 80% sampel tunjukkan kerusakan signifikan di tubulus seminiferous.
Tubulus seminiferous adalah bagian dari buah zakar tempat sperma dibuat.
Sel yang ada dalam tubulus seminiferous berubah menjadi berbentuk seperti "balon" dan menjadi jauh lebih besar daripada sel yang sehat.
• UPDATE Hari Ini Pasien Positif Covid-19 Bertambah 585 Menjadi 28.818 Orang
• Pergoki Maling Beraksi, Warga Sarolangun Ditikam Pisau Leher dan Kepalanya
• Info Harga Emas Hari Ini, Kamis 4 Juni 2020, Simak Harga Beli dan Harga Jual Emas Logam Mulia
Beberapa juga rusak sehingga ada indikasi produksi sperma juga terdampak.
Mereka masih belum paham bagaimana virus bisa ada di tempat tersebut tanpa masuk ke dalam sel buah zakar.
Tetapi perlu diingat, di dalam buah zakar terdapat enzim bernama ACE2.
Enzim itu dapat dengan mudah berikatan dengan virus Corona dengan protein pengikat di virus.
"Kami berspekulasi jika protein membran virus, seperti protein pengikat, berperan penting dalam kerusakan buah zakar ini," demikian tertulis di jurnal tersebut.
Zhang Shuye, investigator dari Shanghai Public Health Clinical Centre di Universitas Fudan, yang tidak dilibatkan dalam studi ini, mengatakan ada kemungkinan itu tetapi "belum ada bukti langsung" untuk teori tersebut.