Berita Internasional
Mengerikannya Militer India, China Harus Pikir 2 Kali Bila Ingin Berperang dengan Negara Satu Ini
Mengerikannya Militer India, China Harus Pikir 2 Kali Bila Ingin Berperang dengan Negara Satu Ini
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNJAMBI.COM - Selain Laut China Selatan, perbatasan Himalaya disebut akan pula memanas atas konflik dua negara, antara China dan India.
Kedua negara disebut sudah saling mempersiapkan militernya masing-masing untuk siap menghadapi perang.
Seperti yang diketahui, Presiden China Xi Jinping memberikan titah kepada militer China untuk siaga perang.
3 Negara ini diprediksi akan jadi lawan China, mereka adalah Amerika Serikat, India dan Taiwan.
• Daftar 165 Tempat Wisata di Merangin yang Hits, Lengkap dengan Foto dan Google Maps
• Pengakuan Pilu Remaja 16 Tahun yang Viral Karena Jual Bansos di FB Merantau hingga Ibu Sakit-sakitan
• Promo Alfamart & Indomaret hingga 2 Juni 2020 - Minyak Goreng, Personal Care, Diapers, Snack
Namun akan jadi kesalahan besar Presiden Xi Jinping jika bentrok dengan India.
Meski melihat polisi di India yang tidak terlihat menyeramkan, seperti yang viral dengan menggunakan rotan dalam menghadapi massa.

Namun jangan main-main dengan angkatan militer negara ini.
Inilah Alasan China harus pikir 2 kali bila ingin memilih India menjadi musuhnya.
1. India Diam-diam Ungguli Negara Hebat Lainnya
Beberapa dekade lalu, India bisa dikatakan sebagai negara yang benar-benar tak punya taring.
Mungkin mereka bukan negara dengan peringkat militer terbawah, tapi kalau dibandingkan dengan negara-negara besar India masihlah cupu.
Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, India mulai sedikit demi sedikit berbenah dan akhirnya menjadi sangat luar biasa
Tanpa banyak yang sadar, kekuatan militer India makin naik tiap tahunnya.
Dan hari ini mereka pun benar-benar menggila dengan berada di peringkat 4 dunia dan mengalahkan banyak negara-negara hebat, termasuk Inggris sang mantan penjajah.
India sendiri mengatakan takkan berhenti melakukan gebrakan hebat soal militer. Alhasil, sangat mungkin bagi mereka untuk makin menggila lagi di tahun-tahun berikutnya.
2. Kekuatan Laut Indian yang Mumpuni

India mungkin bukanlah pemilik kekuatan laut paling mematikan di dunia.
Tapi, mereka tetaplah salah satu yang paling mematikan.
Kalau lawan Indonesia mah, kita mungkin bakal ampun-ampunan.
Bukan tidak percaya diri, tapi dilihat dari statistik kita memang kalah jauh dengan mereka.
Di ranah kelautan India rupanya juga cukup jor-joran membeli alutsista.
Hal ini bisa kita lihat dari jumlah kapal pertahanan pesisir mereka yang berjumlah 135 buah, lalu 14 Frigates full dengan meriam, ditambah lagi 10 Destroyer dan 26 Corvette.
Mereka juga punya 14 kapal selam kelas berat yang bisa menghancurkan siapa pun yang mengganggu.
Satu lagi, India juga memiliki dua buah kapal induk yang beroperasi aktif.
Di Asia, hanya India, Tiongkok, Jepang dan Thailand saja yang punya kendaraan massal ini.
Dan hanya India yang punya dua buah.
3. Angkatan Daratnya yang Sangat Betul
Soal alutsista darat, India punya berbagai senjata perang yang komplit dan dalam jumlah besar.
Tank misalnya, negara satu ini memiliki sekitar 6.464 buah tank dan jadi negara nomor empat dunia yang memiliki senjata ini dalam jumlah banyak.
Belum lagi kendaraan tempur taktis mereka yang berjumlah 6.704 buah.
Ini belum termasuk juga kendaraan peluncur roket mereka yang jumlahnya hampir 300 buah.
Oh iya, soal tentara jangan lupa mereka punya pasukan elit bernama Marcos yang jadi salah satu kesatuan paling mematikan di dunia.
4. Mimpi Buruk Bila Berhadapan dengan Kekuatan Udara India
Hal yang menakutkan soal alutsista udara India adalah rata-rata pesawat mereka bukanlah tipe uzur alias model-model terbaru.
Mereka sudah lama menyimpan yang tua-tua dan melakukan peremajaan ekstrem di sektor udara.
Kabarnya lagi, mereka saat ini tengah bekerja sama dengan Rusia dalam proyek Sukhoi T-50. Pesawat satu itu katanya bakal jauh lebih sangar daripada F-35-nya Amerika yang saat ini jadi idola banyak negara.
Ketika sedang terpuruk, India pernah diramalkan bakal bangkit dan mendominasi, rupanya hal tersebut benar terjadi sekarang.
Hari ini, mereka benar-benar tak terkalahkan bahkan jika harus berhadapan dengan negara-negara besar macam Inggris dan Perancis. Indonesia sendiri juga sering tuh diramalkan bakal bangkit dan jadi macam Asia.
5. India Memiliki Nuklir
Diketahui, China sudah terlalu banyak terlibat konflik dengan berbagai negara mulai Amerika masalah Covid-19, Masalah Hong Kong, masalah Taiwan hingga Laut China Selatan yang melibatkan beberapa negara.
Xi Jinping telah bergerak maju dengan rencananya untuk melepaskan status terpisah Hong Kong.
• Biaya Merawat Satu Pasien Covid-19 Sungguh Mahal, Erick Thohir Sebut Satu Orang Sampai Rp215 Juta
• BERITA POPULER 1 Wanita di Merangin Undang 2 Pria Bercinta di Kamar s/d Penembakan di Karmen
• Peruntungan 12 Zodiak Sabtu (30/5) - Aries Pekerjaan Amal, Gemini Perubahan, Libra Bersenang-senang
Dia juga memaksakan keutamaan pemerintahan komunis China di bekas wilayah Inggris.
Hal itu mengingat bahwa ini bukan kesepakatan politik yang sederhana tetapi perjanjian Sino-Inggris resmi yang diratifikasi oleh kedua pemerintah di mana keduanya sepakat untuk mengizinkan Hong Kong mengatur dirinya sendiri selama 50 tahun, dasar dari apa yang disebut, kebijakan "One China, Two Systems."
Ketika Cina menghadapi ketidakpastian ekonomi dan jurang demografis , Xi mungkin merasa sebaliknya, percaya bahwa Amerika Serikat sebagai macan kertas dan krisis di selat Taiwan akan berguna untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalannya sendiri.
Karena itu, dalam komentar pada hari Jumat, 22 Mei, Perdana Menteri China Li Keqiang sengaja menghilangkan "damai" dari rumusan biasa tentang "penyatuan kembali secara damai."

• Seorang Pemuka Agama di India Penggal Kepala Umatnya di Kuil Untuk Hentikan Pandemi Covid-19
• Promo Data Internet Murah Telkomsel dan XL saat Pandemi Virus Corona, Kuota Gratis 30 GB Masih Ada
• Update Virus Corona 30 Mei 2020 di Dunia 6,02 Juta Orang, Kondisi Lonjakan di Israel yang Terbaru
Tetapi sementara para pakar dan perencana militer selama beberapa dekade khawatir tentang dorongan militer China ke Taiwan, krisis berikutnya mungkin tidak melibatkan agresi China melintasi Selat Taiwan, melainkan ke India.
Pemerinah Komunis China memprakarsai serangkaian pertempuran perbatasan dengan India setelah pemerintah India memberikan suaka politik Dalai Lama pada tahun 1959.
Pada tanggal 20 Oktober 1962, pasukan China melancarkan serangan serentak di sepanjang Garis McMahon, demarkasi antara Tibet dan India yang diajukan oleh Inggris pada Konferensi Simla 1914.
Pasukan China sebagian besar berhasil dan, setelahnya, militer India secara mendasar mempertimbangkan kembali postur dan strateginya.
China juga menyerang Ladakh pada tahun 1962. Sementara media Barat sering menggambarkan perselisihan Kashmir sebagai hanya antara India dan Pakistan, China menguasai 17 persen wilayah.
Setidaknya ada empat 'insiden' di seluruh garis kendali India-China dalam beberapa pekan terakhir.

• AS Kirim 2 Bomber B-1B ke Laut China Selatan Usai Pesawat Jet Pengintainya Dipecundangi Tiongkok
• Cara Seorang Ibu-ibu di Merangin Kelabui Suami, Bercinta dengan Dua Pria Sekaligus di Rumah Sendiri
• Ini Identitas Ibu-ibu dan 2 Pria di Merangin yang Melakukan Hubungan Terlarang, Siapa Sebenarnya SD?
Sementara ada hampir 500 insiden di Ladakh timur pada 2019, insiden baru-baru ini berskala lebih besar dan terkoordinasi dengan lebih baik daripada yang terjadi pada 2019 dan sebelumnya.
Tentara Pembebasan Rakyat telah memperkuat posisinya di Lembah Galwan dan Demochok di Ladakh.
Letnan Jenderal (pensiunan) Deependra Singh Hooda, mantan komandan Angkatan Darat India Utara, menulis pada 24 Mei 2020 bahwa keputusan dan arahan agresi terbaru China nampaknya berasal di Beijing.
China tampak marah bahwa India sedang mengembangkan jalan dan kemampuan logistiknya di wilayah tersebut.
India saat ini berkuasa.
Ia tidak menghadapi mimpi buruk demografi yang sama dengan yang dihadapi China sekarang karena kebijakan satu anak Beijing sebelumnya.
Militer konvensional India telah maju secara substansial selama setengah abad terakhir dan, sejak 1974, juga menjadi kekuatan nuklir.
Terlepas dari semua inefisiensi internal India, birokrasi yang membengkak, dan proteksionisme, perekonomiannya jauh lebih besar daripada setengah abad yang lalu.
Dunia juga telah berubah.
Ketika China awalnya menyerbu wilayah India, Presiden John F. Kennedy menawarkan beberapa senjata, tetapi terlalu sedikit terlambat, dan netralitas resminya kemungkinan mendorong para pemimpin India untuk lebih condong ke arah Uni Soviet.
• Ini Jadinya Wajah Ariel NOAH Usai Lakukan Operasi Plastik, Wajah Mantan Luna Jadi Seperti Ini
• Siapa Sangka, Deretan Artis Terkenal Ini Dulunya Pernah Jadi ART dan Jadi Kuli Bangunanan, Ada Tukul
• Bekicot Aura Kasih Segede Telapak Tangan, Kelihatan Antenanya saat Diposting di Instagram
Namun hari ini, kepercayaan akan kemitraan AS-India yang kuat adalah salah satu dari sedikit topik yang masih menyatukan Demokrat dan Republik di Capitol Hill dan lintas administrasi.
Ini bukan hal-hal negosiasi diplomatik di ruang belakang yang sunyi, tetapi dianut secara terbuka.
Cina mungkin percaya intimidasinya tidak akan menimbulkan konsekuensi serius seperti yang biasanya dilakukan di Laut China Selatan, tetapi India bukan China.
Xi mungkin percaya dia bisa melumat Hong Kong dan menghancurkan semangat kebebasannya, tetapi dia akan salah jika percaya bahwa India lemah atau bahwa Amerika Serikat — bahkan di bawah pemerintahan Trump — akan mengabaikan agresi yang dilakukannya.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE: