Berita Internasional

Tegas Taiwan Tolak Kebijakan Satu Negara Dua Sistem, China : Reunifikasi Tetap Harga Mati

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan tegas menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan.

Editor: Deni Satria Budi
(AP/Chiang Ying-ying)
Ilustrasi. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri kepada seluruh umat Muslim dunia, dan mengucapkannya dalam bahasa Indonesia di akhir pernyataannya. Foto ini diambil pada saat ia menyampaikan pidato pelantikannya, Jumat (20/5/2016) di Taipe, ibu kota Taiwan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan tegas menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan.

Taiwan tidak dapat menerima menjadi bagian dari China di bawah tawaran "satu negara, dua sistem".

Namun, China menjawab bahwa "reunifikasi" tidak bisa dihindari dan tidak akan pernah menolerir kemerdekaan Taiwan.

Dalam pidatonya setelah dilantik untuk masa jabatan keduanya yang kedua dan terakhir, Tsai mengatakan hubungan antara Taiwan dan Cina telah mencapai titik balik historis.

China dan WHO Diduga Bersekongkol, Taiwan Kecam Netralitas WHO yang Utamakan Kepentingan Politik

Semakin Memanasdi Laut China Selatan, Kapal Perang Amerika Serikat Merapat ke Selat Taiwan

"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," ujarnya.

Tsai dan partai politiknya, Partai Progresif Demokratik memenangkan pemilihan presiden dan parlemen pada Januari 2020 lalu.

"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata 'perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog'. Kami tidak akan menerima penawaran Beijing dengan 'satu negara, dua sistem'. Kami berdiri teguh dengan prinsip ini,” sebut Tsai tegas.

China menggunakan kebijakan "satu negara, dua sistem", yang menjamin otonomi tingkat tinggi, untuk menjalankan bekas koloni Inggris Hong Kong, yang kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.

Tak Main-main! AS Pukul Mundur China dengan Destroyer Kelas Berat MIlik US Navy dari Laut Pasifik

Obat Covid-19 Racikan China Diklaim Mampu Mempersingkat Penyembuhan, Lebih Efisien DIbanding Vaksin

China telah menawarkan hal serupa ke Taiwan, meskipun semua partai-partai besar Taiwan telah menolaknya.

Kantor Urusan Taiwan China, menanggapi Tsai mengatakan China akan tetap berpegang pada satu negara, dua sistem - dan tidak meninggalkan ruang untuk kegiatan separatis kemerdekaan Taiwan.

"Reunifikasi adalah suatu keniscayaan sejarah peremajaan besar bangsa China. Kami memiliki kemauan kuat, keyakinan penuh, dan kemampuan yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah," bebernya.

China memandang Tsai sebagai separatis yang bertekad pada kemerdekaan formal untuk Taiwan. Tsai mengatakan Taiwan adalah negara merdeka dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok yang diperintah oleh Beijing.

China telah meningkatkan latihan militernya di dekat Taiwan sejak pemilihan ulang Tsai, menerbangkan jet-jet tempur ke ruang udara pulau dan berlayar di kapal perang di sekitar Taiwan.

Tsai mengatakan, Taiwan telah melakukan upaya terbesar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan yang memisahkan antara Taiwan dengan China.

"Kami akan melanjutkan upaya-upaya ini, dan kami bersedia untuk terlibat dalam dialog dengan China dan memberikan kontribusi yang lebih konkret untuk keamanan regional," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved