Berita Internasional
Tak Main-main! AS Pukul Mundur China dengan Destroyer Kelas Berat MIlik US Navy dari Laut Pasifik
Tak Main-main! AS Pukul Mundur China dengan Destroyer Kelas Berat MIlik US Navy dari Laut Pasifik
TRIBUNJAMBI.COM - Nampaknya hilang sudah kesabaran Amerika Serikat (AS) dan sudah geram bukan main dengan China.
Pasalnya China melakukan unjuk kekuatan di lautan Pasifik Selatan dengan mengerahkan armada kapal induk Liaoningnya.
Meskipun aksi China baru-baru ini mencuri perhatian di Laut China Selatan yang banyak diperebutkan, Amerika Serikat berhasil memukul mundur kapal Tiongkok dengan gantian unjuk kekuatan di wilayah tersebut.
Aksi AS ditujukan untuk menggarisbawahi komitmennya terhadap keamanan kawasan maritim.
• Lama Tak Nampak, Artis FTV Ini Ternyata Sudah Jadi Istri Tentara, Perannya Selalu Jadi Orang Baik
• Kak Seto Ungkap Curahan Hati NF, Mau Minta Maaf dan Bakal Rawat Bayinya Hingga Lanjutkan Pendidikan
• Curhat Tante Pemersatu Bangsa ke Gofar Hilman, Sering Diajak Jalan Orang Terkenal & Pejabat Beristri
Bagaimana kronologi persaingan sengit antara Amerika dengan China di Laut China Selatan?
Dalam beberapa minggu terakhir, AS telah meningkatkan latihan angkatan lautnya di daerah maritim yang disengketakan, termasuk latihan bersama antara Angkatan Udara AS dan Marinir di Laut China Selatan serta latihan perang kapal selam di Laut Filipina yang bersebelahan.
Pada akhir April, Pentagon mengerahkan kapal perang USS Bunker Hill, USS America, dan USS Barry ke Laut China Selatan.
Menurut sejumlah analis, ini merupakan aksi unjuk kekuatan yang luar biasa kepada China.
Mereka didampingi oleh fregat HMAS Parramatta dari Royal Australian Navy.
Pada 15 Mei, AS bahkan mengerahkan kapal perusak kelas USS Rafael Peralta Arleigh-Burke sekitar 116 mil laut di lepas pantai China dekat Shanghai.
Ini merupakan kapal perusak AS kedua yang terlihat di Laut Kuning sebelah utara dalam waktu kurang dari sebulan.
Secara signifikan, kapal-kapal tersebut diarahkan untuk operasi anti-pesawat tempur dan serangan.
Tanggapan AS mencerminkan rasa urgensi Pentagon setelah China sebelumnya memanfaatkan krisis Covid-19 untuk mengintensifkan militerisasi berbagai fitur sengketa wilayah.
Padahal, kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Theodore Roosevelt harus berlabuh di masing-masing pelabuhan di Jepang dan Guam seiring menyebarnya infeksi Covid-19 di antara kru mereka.
• YLBHI Catat 16 Kasus Perampasan Lahan Saat Pandemi Virus Corona, Dua Kasus Terjadi di Jambi
• KALA Satuan Elite Paskhas Menanti Musuh, Serangan Dadakan Sampai Buat Pasukan Khusus SAS Terkejut
Baru-baru ini, Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengerahkan sebuah pesawat Y-8 untuk misi patroli perang kapal selam (ASW) ke Fiery Cross yang terletak di dekat Filipina.
Data yang dihimpun Asia Times juga menunjukkan, China baru-baru ini memposisikan sistem peringatan dini dan kontrol KJ-500 di udara (AEW & C) di pulau yang disengketakan di Spratlys, yang telah berfungsi sebagai pusat komando dan kontrol operasi China di daerah tersebut.