Kemana Harun Masiku Sudah 5 Bulan Belum Tertangkap KPK? Beredar Kabar Sudah Dibunuh Ditembak Mati
Sudah lima bulan KPK tak Kunjung berhasil menangkap buronan Harun Masiku Mantan Caleg dari PDIP.
TRIBUNJAMBI.COM - Sudah lima bulan KPK tak Kunjung berhasil menangkap buronan Harun Masiku Mantan Caleg dari PDIP.
Padahal persidangan kasus suap eks komisioner KPU Wahyu masih terus berlangsung.
Belakngan beredar rumor sang buronan dikabarkan telah tewas dibunuh.
Hal ini diungkapkan Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi, Boyamin Saiman, menyebut ada dugaan Harun Masiku, tersangka kasus suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan, telah tewas dibunuh.
• Kemenag Sarolangun Imbau Warga di Zona Merah Salat Id di Rumah, Ini 3 Poin Imbauan Pemkab Sarolangun
• Jika Alami 6 Gejala Ini, Berarti Metabolisme Anda Sedang Terganggu dan Bermasalah, Lakukan Hal Ini
Seperti diketahui, Harun Masiku hingga kini masih buron. Dia terjerat kasus suap pergantian antar waktu (PAW) Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.
Harun Masiku diduga memberikan uang suap kepada Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, untuk melancarkan jalannya menjadi anggota DPR dari fraksi PDIP.
Tak hanya soal meninggal dunia, Harun Masiku bahkan juga dikabarkan ditembak mati agar tak membuka kasus korupsi para petinggi.
Boyamin Saiman menjawab soal kabar Harun Masiku ditembak mati. "Ya matinya itu kan macam-macam, paling gampang kan memang ditembak mati," kata Boyamin.
Terkait hal itu, Boyamin pun kembali mengungkit kasus yang menyeret nama Harun Masiku. Selain Harun Masiku, kasus korupsi itu juga dilakukan bersama mantan caleg PDIP lainnya, Saeful Bahri.
"Karena apa? Yang sederhana dari persidangan kemarin kan kita pantau, ada kesepakatan uang yang dipakai ngurus itu kan Rp1 Miliar," kata Boyamin.
"Dari Saeful Bahri itu kan Rp400 juta, katanya ada Rp200 juta lagi itu uang penghijauan atau apa."
Menurut Boyamin, ada transaksi yang tak diselesaikan Harun Masiku.
Ia menyebut, Harun Masiku tak melunasi uang yang dijanjikannya kepada Wahyu Setiawan senilai total Rp600 juta rupiah.
"Artinya kan itu kan ada lagi komitmen Harun untuk nambal Rp600 juta. Dan itu nampaknya Harun Masiku juga bohong tidak menyediakan uang itu," tutur Boyamin.
Hal itu diduga dilakukan Harun karena ia tak memiliki banyak uang. Tak selesainya sejumlah transaksi itu, Boyamin menambahkan, menyebabkan ada petinggi yang ingin menghabisi nyawa Harun Masiku.
"Karena memang setahu saya dia enggak punya duit," kata Boyamin.
• Masih Ingat Sosok Kakek Sugiono Versi Indonesia Ini? Dikabarkan Sakit, Netizen Malah Sebut Azab
"Dari sinilah mungkin banyak orang geram, jadi nampaknya ini orang yang mengurusi pun, yang enggak enak bandar politisnya yang berkepentingan dia (Harun) jadi DPR pun tampaknya juga ditipu."
Lebih lanjut, Boyamin menyebut dugaan pembunuhan terhadap Harun Masiku itu dilakukan untuk membungkam politisi PDIP itu agar tak membuka kasus korupsi pejabat yang lain.
"Jadi kemudian pada posisi inilah kemudian banyak orang yang berkeinginan 'Udahlah, dia mati aja lebih baik daripada nanti buka-buka'.Karena dia ke mana-mana nampaknya juga tidak beres," ujar Boyamin.
Sementara itu, Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, menegaskan proses penyidikan terhadap Harun tetap berlanjut meski yang bersangkutan masih berstatus buron.
"Sejauh KPK tidak memperoleh informasi dan bukti yang valid bahwa tsk HAR telah meninggal. Penyidikan perkaranya saat ini masih terus berjalan sekalipun tersangka belum tertangkap," kata Ali seperti dikutip Kompas.com, Selasa (12/5/2020).
Ali menambahkan, KPK bersama Polri juga masih terus memburu keberadaan Harun yang merupakan tersangka kasus suap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan tersebut.(*)
SUMBER: Bangkapos
• Sidang Isbat Awal Syawal Serentak Jumat, 22 Mei 2020 di Jambi Pantau Hilal di Hotel Odua Weston
• VIRAL Cerita Dokter Terkejut Ada Pasien yang Minta Cek Keperawanan, Alasannya Bikin Netizen Komentar