Virus Corona
Saran WHO Agar 3 Hal Ini Perlu Diperhatikan Sebelum Pemerintah Melongggarkan Karantina Wilayah
Lima bulan terakhir ini, lebih dari 300 ribu orang di dunia meninggal akibat Covid-19. Jumlah kasusnya pun mencapai 4,8 juta orang hingga Senin (18/5/
TRIBUNJAMBI.COM – Lima bulan terakhir ini, lebih dari 300 ribu orang di dunia meninggal akibat Covid-19. Jumlah kasusnya pun mencapai 4,8 juta orang hingga Senin (18/5/2020).
Beberapa negara telah menetapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown untuk memperlambat penyebaran virus SARS-CoV-2 sekaligus memberikan waktu bagi para tenaga medis untuk menangani pasien positif.
Setelah beberapa minggu melakukan karantina wilayah, negara-negara ini mulai rileks dengan penurunan angka kasus Covid-19.
Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingatkan kepada pemimpin dunia untuk mengajukan tiga pertanyaan penting yang menjadi acuan sebelum melonggarkan lockdown.
• Dijemput Dini Hari, Balita 4 Tahun dan 12 Warga Sungai Penuh Dikarantina di Rumah Sakit H Bakri
• Hutan Hujan Amazone Bisa Jadi Pusat Pandemi Virus Selanjutnya, Ini Kata Ahli Ekologi Asal Brazil
• Viral Pakai Mobil Alphard, Pasangan Suami Istri Ini Bagikan Nasi Bungkus dengan Isi Uang 1 Juta
“Pertama, apakah epidemi sudah berada di bawah kontrol? Kedua, apakah sistem kesehatan siap mengatasi lonjakan kasus lagi seandainya karantina wilayah dilonggarkan? Ketiga, apakah sistem pengawasan kesehatan publik dapat mendeteksi dan menangani kasus baru serta siapa pun yang melakukan kontak dengan pasien positif?” papar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
WHO juga menekankan bahwa meskipun ketiga pertanyaan tadi memiliki jawaban baik, tapi kondisi setelahnya tidak dapat diprediksi.
Diketahui terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Korea Selatan dan Jerman setelah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial. Hal yang sama juga terjadi di Wuhan: muncul kluster baru setelah lockdown diberhentikan, sebulan lalu.
“Untungnya, ketiga negara tersebut memiliki sistem yang mampu mendeteksi dengan cepat dan respons bagus terhadap lonjakan kasus,” kata Tedros.
Di banyak negara, ada kekhawatiran tentang pelonggaran karantina wilayah yang terlalu cepat.
Terutama pada wilayah di mana pengujian terus dilakukan secara sporadis dan tenaga medis masih kesulitan melawan Covid-19.
Gelombang kedua infeksi yang terjadi dalam waktu cepat bisa meningkatkan angka kematian.
Tak dapat dipungkiri, menurut WHO, ekonomi memang memengaruhi kehidupan.
Oleh sebab itu, untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian, kebijakan pelonggaran karantina wilayah adalah kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Asalkan, langkah-langkah pengendalian dapat dengan baik dilakukan jika ada kasus baru yang diidentifikasi.
“WHO bekerjasama dengan para pemerintah dunia untuk memastikan agar langkah-langkah menjaga kesehatan masyarakat tetap dilaksanakan sebagai cara menghadapi tantangan baru setelah karantina wilayah dilonggarkan. Selama menunggu vaksin, langkah-langkah komprehensif adalah seperangkat alat yang paling efektif untuk mengatasi virus,” pungkas Tedros.
Sumber : nationalgeographic