Virus Corona
Hutan Hujan Amazone Bisa Jadi Pusat Pandemi Virus Selanjutnya, Ini Kata Ahli Ekologi Asal Brazil
Ahli ekologi asal Brasil David Lapola, mengatakan bahwa pandemi berikutnya bisa berasal dari hutan hujan Amazon.
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang ahli ekologi asal Brasil David Lapola, mengatakan bahwa pandemi berikutnya bisa berasal dari hutan hujan Amazon.
Menurutnya, meluasnya gangguan manusia pada hewan di sana disebabkan oleh deforestasi yang merajalela.
Sebelumnya, para peneliti telah mengatakan bahwa ‘urbanisasi’ pada alam liar berkontribusi terhadap timbulnya penyakit zoonosis yang berpindah dari hewan ke manusia.
Ini termasuk virus corona baru yang diyakini peneliti berasal dari kelelawar sebelum menular ke orang-orang di provinsi Hubei, Tiongkok.
• Rumah Mewah Shah Rukh Khan Seharga Rp 694 Miliar yang Bernuansa Eropa
• Walaupun 27 Tahun Di Hutan, Pria Ini Tak Pernah Putus Hubungan dengan Modernitas
Lapola, yang mempelajari bagaimana aktivitas manusia dapat mengubah ekosistem hutan tropis di masa depan, mengatakan bahwa hal sama sedang terjadi di Amazon.
“Amazon merupakan tempat penyimpanan virus terbesar. Sebaiknya kita jangan main-main,” kata Lapola kepada AFP.
Kini, hutan hujan terbesar di dunia tersebut, semakin menghilang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Tahun lalu, deforestasi hutan Amazon di Brasil meningkat 85%--kehilangan area lebih dari 10 ribu kilometer persegi (setara dengan luas Lebanon).
• Jackie Chan Dikabarkan Kena Covid-19, Padahal Begini Kondisi Sebenarnya
• Lagi, Ilmuwan Temukan 6 Virus Corona Baru Pada Kelelawar Bebas di Myanmar
Tren ini berlanjut hingga 2020. Mulai Januari hingga April, diketahui sekitar 1.202 kilometer persegi wilayah hutan telah musnah, menciptakan rekor terbaru, berdasarkan gambar satelit dari National Space Research Institute (INPE) Brasil.
Lapola menambahkan, ini merupakan kabar buruk, tidak hanya bagi planet tapi juga kesehatan manusia.
“Ketika Anda menciptakan ketidakseimbangan ekologis, saat itulah virus dapat melompat dari hewan ke manusia,” ungkap pria yang memiliki gelar PhD pada sistem modeling Bumi dari Max Planck Institute.
HIV, ebola dan demam berdarah
Contoh nyatanya terlihat pada HIV, ebola dan demam berdarah. “Semua virus yang muncul atau menyebar dalam skala besar, disebabkan oleh ketidakseimbangan ekologi,” kata Lapola.
Sejauh ini, wabah semacam itu terkonsentrasi pada Asia Selatan dan Afrika, beberapa terkait dengan spesies tertentu seperti kelelawar.
Lapola mengungkapkan bahwa keanekaragaman hayati di Amazon dapat membuat area ini menjadi “pusat virus corona terbesar di dunia”—merujuk pada semua jenis virus corona, bukan yang hanya terkait dengan Covid-19.
• Taruhan Nyawa dan Cuma Dibayar Rp 750 Ribu, 60 Tenaga Medis Ini Gelar Aksi Protes, Begini kata RS
• Kakek Berusia 100 Tahun di Sulteng yang Sempat Hilang Dua Hari di dalam Hutan, Ditemukan Selamat