PSBB
Jelang Lebaran, Pasar Tanah Abang Malah Membludak, Apakah Melanggar PSBB?
Seminggu menjelang Hari Raya Idul Fitri suasana Pasar Jatibaru Tanah Abang Jakarta Pusat justru membludak. Pasar dipenuhi para pedagang dan pengujung.
Penulis: Rohmayana | Editor: rida
Jalanan di beberapa titik masih tetap terpantau ramai seperti biasa dan beberapa pedagang di sepanjang trotoar masih melayani pembeli.
Mencari nafkah menjelang Lebaran menjadi alasan bagi para pedagang tetap nekat menjajakan dagangannya di Pasar Singosari Kota Malang.
Saat ditemui wartawan TribunMadura.com, Sutono menyebut, masih ada pembeli walau tidak banyak.
"Saya jual per biji Rp 5 ribu. Lumayan laris hari ini," ujarnya sembari melayani pembeli yang cukup berjibun pagi itu.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Singosari, Bagus mengaku susah mengarahkan pedagang pasar agar mematuhi regulasi ganjil genap yang diserukan Bupati Malang, Muhammad Sanusi.
"Susah nata pedagang agar patuh. Ini juga mau lebaran pasar ramai banyak pembeli. Harusnya ya PSBB setelah lebaran diberlakukan," ujar Bagus setelah berdialog dengan Muhammad Sanusi.
• Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Kota Bangko Kebanjiran
Bagus menegaskan, sudah melakukan sosialisasi tentang penerapan ganjil genap saat PSBB. Tapi ia pasrah tak bisa membendung niat pedagang untuk berjualan.
"Kami sudah melakukan sosialisasi saat akan diberlakukan PSBB. Pengumuman sudah kami ucapkan," kata Bagus.
Bagus berharap agar petugas keamanan dan Pemkab Malang juga ikut bersama menertibkan pedagang. Dia mengaku tak bisa berbuat banyak kepada sesama pedagang.
"Tidak enak kalau sesama pedagang," ungkap Bagus.
Di sisi lain, Bupati Malang, Muhammad Sanusi menerangkan tidak solusi lain bagi pedagang kecuali menaati aturan.
• Bupati Bungo Ancam Pecat Kepala Desa yang Terlibat PETI
Situasi pandemi dimaklumi Muhammad Sanusi membuat segala sektor jadi merugi.
"Saat ini semua rugi, tak ada yang tidak rugi," saat berdialog dengan pedagang pasar didampingi Forkopimda Kabupaten Malang.
Sanusi mengancam akan memberikan sanksi apabila tidak menerapkan sistem ganjil genap.
"Kami tak melarang pedagang berjualan. Asalkan tetap menerapkan peraturan ganjil genap. Ini bukan pelarangan tapi pembatasan," ujar Sanusi. (*)