unik
Kota Bersih, Penduduk Suka Bercanda, Traveller Ini Temukan Korea Utara yang Berbeda
Padahal penelusuran petualang asal Serbia ini tunjukkan hal yang sangat kontras.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang penasaran dengan Korea Utara. Sebab banyak kabar baik positif atau pun negatif.
Beberapa orang menyebutkan jika warganya kelaparan dan disuruh memakan rumput.
Mereka juga diberitakan berpakaian lusuh dan hidup tidak normal.
Padahal penelusuran petualang asal Serbia ini tunjukkan hal yang sangat kontras.
Rupanya orang-orang Korea Utara sama saja seperti orang di negara lainnya.
Mereka juga tinggal di dalam sistem yang mirip dengan orang Asia lainnya.
Mereka tentu juga bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.
Philip Milosavljevic adalah seorang petualang dari Serbia.

Dia menjadi seorang pemandu wisata, memimpin para turis Balkan yang pertama kali mengunjungi Korea Utara pada tahun 2017 silam.
Mengutip Grid.ID, dari Sputnik, Milosavljevic mengatakan bahwa Korea utara berbeda dengan yang digambarkan media arus utama.
"Kami pergi ke sana dengan prasangka tentang orang-orang yang makan rumput."
• Unik, Desa Indah Seperti Dongen Ini Transportasi Utamanya Perahu Lho, Yuk Wisata Virtual Ke Sana
Imajinasi yang muncul, "Penduduknya memakai pakaian yang lusuh."
Lalu kira-kira, "Banyak dari mereka yang bertugas di tentara atau bekerja sebagai petani dari beberapa desa."
"Nama kelompok kerja ini sesuai dengan buah atau sayuran yang tumbuh."
Itu kesan pertama sebelum mereka sampai di Korea Utara.

Saking ingin tahu, saat di negara ini, mereka juga menyempatkan untuk mengunjungi rumah warga setempat.
Mereka ingin melihat bagaimana penduduk Korea Utara hidup dan apa yang mereka makan.
"Kami berada di Sariwon."
Baca Juga:
• Alami Sesak Napas, Seorang Ibu yang Menumpang Travel Diturunkan Paksa Sopir di Pinggir Jalan
Ini adalah, "Kota yang bagus dan bersih."
"Rumah-rumah dicat dengan berbagai warna layaknya di Pyongyang."

"Jalan-jalannya bersih dan desa-desanya bagus, dikelola dengan baik."
"Ladang-ladangnya terlihat ideal, seperti di tempat Asia lainnya."
Saat mengunjungi Korea Utara, para turis didampingi oleh Kamerad Kim.
Kamerad Kim adalah pemandu lokal yang dapat berbahasa Inggris dengan baik.
Milosavljevic menjelaskan bahwa warga Korea Utara tak membagi semenanjung Korea menjadi antara utara dan selatan.
Baca Juga:
• Menanti Berakhirnya Pandemi, Ini 5 Kebiasaan Baru Traveling yang Akan Muncul
Jelasnya, "Yang merak tahu adalah Republik Demokratik Rakyat Korea."
"Ini berlaku untuk seluruh semenanjung."
Mereka mengatakan bahwa itu adalah suatu negara yang berpenduduk 80 juta.

Baca Juga:
• Bek Tottenham Tolak Liga Inggris Bergulir di Tengah Pandemi Virus Corona, Ternyata Ini Alasannya!
30 juta di antaranya tinggal di utara, 40 juta di selatan, dan 10 juta lainnya tinggal di luar negeri.
Mereka tak sabar menunggu sampai negara mereka menjadi satu kembali, dengan damai, tanpa campur tangan asing.
Para turis Serbia begitu terkesan dengan Pyongyang.
Kota ini bersih dan ideal.
Baca Juga:
• Pengen ke Ancol? Tak Perlu Keluar Rumah, Cukup Virtual Traveling
Ada jalan raya yang luas dan banyak monumen besar.

Mereka juga membantah informasi ngawur yang telah tersebar luas.
Negara ini memiliki kereta bawah tanah.
Baca Juga:
• Ratusan Hektar Lahan di Bungo Rusak Akibat PETI, DLH Ungkap yang Jadi Pemodal
Foto-foto yang kadang muncul di media arus utama adalah palsu.
"Kami menghabiskan 1 jam penuh dan bahkan lebih, menggunakan kereta."
Ada banyak mobil, kebanyakan adalah mobil Volkswagen berwarna putih dan mobil-mobil Jepang.
"Mereka juga membuat mobil sendiri, tapi masih sedikit," tambah Milosavljevic.
Baca Juga:
• Ingin Bepergian Tapi Punya Masalah Pencernaan? Ini Tips Traveling Aman untuk Kamu

Dia juga menyebutkan, anak-anak datang ke sekolah untuk menggambar, menyanyi, menari, dan belajar bahasa asing.
Rombongan turis ini menunjukkan bahwa pakaian wanita Korea Utara tak selusuh yang digambarkan sebelumnya.
Mereka juga membuktikan bahwa wanita-wanita ini tak takut untuk memandang balik mata laki-laki.
Baca Juga:
• Unik! Ini Kebiasan Kim Jong Un Saat Traveling

"Para wanita suka kerapian, mengenakan gaun bagus, dan memakai sepatu hak tinggi."
"Kami melihat banyak wanita muda dengan anting-anting, meski memakainya tak terlalu dianjurkan."
"Orang-orang berkumpul, tapi kami tak melihat ada klub malam di sini."
Baca Juga:
• Kim Tae Ri Menjadi Lawan Main Song Joong Ki di Film Space Sweepers, Berikut Fakta Menariknya
"Restoran tutup jam 9 malam."
"Orang-orang pulangt, lampu kota padam, dan negara tertidur."
Bualan lainnya adalah, banyak yang bilang orang Korea Utara tak pernah bercanda.

Baca Juga:
• Sinopsis Film Focus Tayang 13 Mei 2020 Pukul 22.30 WIB di Bioskop Trans TV
"Saat kami melewati sebuah rumah bir lokal, para laki-laki di sana mengundang kami untuk masuk."
"Mereka mengajak kami untuk bergabung."
Di sana, "Kim, pemandu kami, terus menceritakan lelucon tentang Presiden Bush."
Orang-orang di sana tersenyum.
Baca Juga:
• Kisah Pasangan Lansia Meninggal Bersama Akibat Covid-19, Tubuh Mereka Disumbangkan Buat Penelitian
Sungguh, mereka terlihat benar-benar normal dan hidup dalam sistem nilai yang ada.
Mereka hidup seperti orang Asia lainnya.
Milosavljevic menyimpulkan, "Mereka memiliki tujuan dan berusaha meraihnya."
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Fakta Mengenai Rakyat Korea Utara yang Tidak Banyak Diketahui Orang, Penduduk Normal, Kota yang Bersih dan 'Tidak Sabar Menunggu Bersatunya Republik Demokratik Rakyat Korea'