Lewat Menantunya, Kakek 82 Tahun Ini Kembalikan BLT Desa Rp 600 Ribu ke Kantor Desa
Meski tampak sehat, Ia tak sanggup lagi berdiri lama, karenanya Suwardi mengirim uang itu lewat menantunya.
TRIBUNJAMBI.COM, KULONPROGO - Suwardi pria berusia 82 tahun, mengembalikan uang Rp600 ribu Bantuan Langsung Tunai ( BLT) Desa, ke kantor Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Meski tampak sehat, Ia tak sanggup lagi berdiri lama, karenanya Suwardi mengirim uang itu lewat menantunya.
Mbah Wardi, begitu dipanggil warga, mantan pesuruh pada sebuah organisasi para veteran, yang tinggal di Pedukuhan Kauman, Kalurahan Bendungan, Kapanewon Wates.
Ia tinggal bersama Murtinah (70), istrinya. Ada kebun kelapa yang menghasilkan buah di pekarangan rumah yang bisa dijual.
• DPMD Minta Penyaluran BLT Dana Desa Jangan Tumpang Tindih, Jika Lebih Dikembalikan ke Rekening Desa
• Hari Ini Sekira 1.000 WNI dari 3 Negara Tiba di Indonesia, Cek Jalur yang Dilalui Mereka
Mbah Wardi dapat dua undangan untuk menerima bantuan tunai. Mbah Wardi merasa salah satunya salah sasaran.
Ia meyakini, orang lain lebih membutuhkan bisa menikmati bantuan ini bila uang tunai bisa dikembalikan.
“Tidak enak (menerima), malah bikin tidak bisa tidur,” kata Mbah Wardi di rumahnya, Senin (11/5/2020).
Awalnya, nama Suwardi menerima dua bantuan tunai yang merupakan bagian dari jaring pengaman sosial di tengah bencana akibat pandemi berkepanjangan Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19).
Mbah Wardi terdaftar sebagai penerima BLT yang bersumber dari APBDes dan Bantuan sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial RI.
Nilainya sama-sama Rp 600.000 per bulan selama 3 bulan. BLT cair lebih dulu Jumat (8/5/2020).
Suwardi yang mantan pesuruh di sebuah organisasi veteran ini mengambil BLT ini.
• Merasa Ada yang Lebih Berhak, Belasan Warga di Banyumas Ramai-ramai Kembalikan BLT Rp 600 Ribu
• Kasus Positif Tambah 233 Orang Dalam 24 Jam, Berikut Peta Sebaran Kasus Positif Corona di Indonesia
• Kericuhan di Bungo, Kapolda Jambi: Semua Pelaku Bakal Ditindak
Kemudian, Ia kembali menerima undangan untuk menerima BST dari Kemensos RI.
Mbah Wardi sempat menolak hadir karena bantuan itu mirip. Ia merasa bantuan untuk dirinya ganda.
“Takutnya double,” kata Wardi.
Namun, pengurus pedukuhan menyarankan dirinya hadir menerima bantuan Kemensos ini sekaligus konsultasi tentang bagaimana memperlakukan dua bantuan itu.