Siapa Sebenarnya Arief Budiman alias Soe Hok Djin yang Meninggal Dunia? Sepak Terjang Kakak Gie
Sahabat Arief Budiman, Daniel Dhakidae, mengatakan, kabar kematian tersebut diketahui dari jaringan pertemanan di Yogyakarta.
Kini Arief mengajar sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia.
Ia juga banyak terlibat dalam bidang budaya di Indonesia.
Ia pernah memperdalam ilmu di bidang pendidikan di College d'Europe, Brugge, Belgia pada 1964.
Ia menyelesaikan studi di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia pada tahun 1968.
Ia kuliah lagi di Paris pada tahun 1972, dan meraih Ph.D. dalam bidang sosiologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat pada 1980.
Kembali dari Harvard, Arief Budiman mengajar di UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga sejak 1985 sampai 1995.
Ketika UKSW dilanda kemelut yang berkepanjangan karena pemilihan rektor yang dianggap tidak adil, Arief melakukan mogok mengajar, dipecat.
Akhirnya dia hengkang ke Australia, serta menerima tawaran menjadi profesor di Universitas Melbourne.
Arief Budiman pernah menjadi redaktur majalah Horison (1966-1972).
Sejak 1972 dia menjadi anggota Dewan Penasehat majalah ini.
Ia pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971).
Sejak tahun 1968-1971 ia menjadi anggota Badan Sensor Film.
Ia dianggap sebagai tokoh Metode Ganzheit sejak Diskusi Sastra 31 Oktober 1968 di Jakarta dan terlibat polemik dengan M.S Hutagalung sebagai perwakilan Aliran Rawamangun.
Ia juga dianggap sebagai tokoh dalam perdebatan Sastra Kontekstual sejak Sarasehan Kesenian di Solo (Oktober 1984).
Ia pernah menghadiri Konferensi PEN Club International di Seoul pada tahun 1970.