Sejarah Indonesia
Pengakuan Pasukan Elit Penjaga Soekarno Soal Tragedi G30 S PKI: Dapat Perintah Jemput Para Jenderal
Pengakuan Pasukan Elit Penjaga Soekarno Soal Tragedi G30 S PKI: Dapat Perintah Jemput Para Jenderal
Dasar itulah yang kemudian membuat Untung, memutuskan menggagalkan rencana itu dan menyeret para Dewan Jenderal ke hadapan Presiden Sukarno.
Aksi ini pun turut didukung Panglima Kostrad, Soeharto.


• Meski Positif Corona Tambah, Pemkot Jambi Belum Lakukan PSBB, Ini Penjelasan Syarif Fasha
• Trik Sniper Kopassus di Misi Perang Timor Timur, 50 Peluru Disediakan, 49 Buat Musuh, 1 Untuknya
• Kisah Pasukan Elite Australia yang Sok Jago Mendadak Takut Usai Tahu Kualifikasi dari Paskhas TNI AU
Dini hari di 1 Oktober 1965, kurang dari 150 prajurit Cakrabirawa dibagi ke dalam beberapa kelompok.
Mereka diperintah menjemput para jenderal dalam keadaan hidup atau mati.
Di tengah situasi yang kalut itu, Ishak diperintah menembak seorang polisi bernama Sukitman.
Tapi ia menolak. Sebab Sukitman, hanya polisi yang secara kebetulan berpatroli di sekitar rumah Jenderal D.I. Pandjaitan pada dini hari itu.
Maka, ia pun menyuruh Sukitman bersembunyi di jipnya yang terparkir di area Lubang Buaya.
Sukitman menurut Ia meringkuk di jip hingga pagi datang.
Sukitman lantas ikut terbawa ke Istana Negara. Sampai di sana, Sukitman buru-buru meninggalkan Istana.
Sementara Ishak, beberapa jam setelah dari Istana Negara, ditangkap dan dijebloskan ke penjara bersama anggota Cakrabirawa lainnya karena dituduh pendukung PKI.
Belakangan pada 28 Maret 1966, pasukan elit ini dibubarkan.
Ishak lalu dibui di Rutan Cipinang. Sepekan di Cipinang, Ishak kemudian dipindah ke Salemba.
• Inilah Doa Agar Dijauhkan dari Penyakit Berbahaya, Usaha yang Bisa Dilakukan Muslim Selain Berobat
• Inilah Doa & Dzikir Usai Sholat Fardhu (Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya) Arab, Latin dan Artinya
Detik itu juga, hidupnya seakan roboh. Ia pun menyanggah tudingan tersebut.
Sebab sebelum menjadi tentara, Ishak seorang santri dan aktif di Muhammadiyah juga Masyumi.
Di penjara, Ishak diperlakukan tak manusiawi. Makanan yang diberikan terdiri dari jagung pipilan yang direbus.
Kadang, jagung itu disebar di halaman penjara dan para tahanan memunguti satu persatu.
Agak beruntung, karena Ishak tak disiksa habis-habisan seperti tahanan lain lantaran dianggap kooperatif saat ditangkap.