Virus Corona
Terungkap Seorang Pasien Suspect Corona Minum Miras Bareng Siswa SMA
Peningkatan jumlah pasien suspect corona diimbangi dengan riwayat kontak pasien untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dari hasil rapid test, pasien dengan kode P1 ini menunjukkan gejala reaktif virus.
Selanjutnya, pemerintah akan memeriksa pasien P1 dengan metode SWAB atau pemeriksaan lendir dari hidung dan tenggorokan untuk memastikan pasien positif Covid-19 atau tidak.
Saat gelar konferensi pers di Aula Kantor Bupati Lembata, Selasa (14/4/2020), Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menyebutkan setelah dilakukan penelusuran dan pendataan lingkaran pergaulan P1 selama di Lewoleba, ditemukan kalau pasien suspect bahkan pernah minum alkohol bersama teman-temannya termasuk pelajar SMA di Kota Lewoleba.
Bupati Sunur menegaskan orangtua dan kepala sekolah dari pelajar akan dipanggil dan diberi teguran. Mereka juga akan segera menjalani rapid test. Dirinya sangat menyesalkan ulah para pelajar yang tidak belajar di rumah tetapi justru berkumpul bersama untuk minum alkohol.
"Di antara anak SMA ini saya sudah minta sekda untuk bicara dengan orangtua dan kepala sekolah. Mereka tidak belajar di rumah tapi minum tuak di rumah," sesalnya.
Bupati Sunur mengatakan pasien suspect pertama di Lembata ini merupakan mahasiswa Lembata yang berkuliah di Kota Jogja dan masuk ke Lewoleba pada 9 April 2020 dengan kapal ferry.
Tiba di Lewoleba, pasien P1 tidak menjalani karantina atau isolasi diri di rumah secara baik.
"Mata rantai sudah terdata termasuk pacarnya," kata Bupati Sunur.
Lebih lanjut, dia menegaskan sementara ini pihak Gugus Tugas Covid-19 sudah mendata sekitar 33 orang yang pernah melakukan kontak fisik dengan pasien suspect.
"Ada 23 orang yang perlu ditelusuri karena ada anak SMA dan mahasiswa yang duduk minum sama-sama jadi ada 33 orang," bebernya.
Pemerintah Kabupaten Lembata saat ini sedang berupaya mendatangkan alat SWAB dari Kupang untuk melakukan pemeriksaan lendir hidung dan tenggorokan lebih lanjut guna memastikan pasien suspect Covid-19 atau tidak.
Sebelumnya, pemerintah Lembata melakukan rapid test terhadap satu orang mahasiswa dan seorang mahasiswi.
Dari tes cepat atau rapid test itu, satu mahasiswa yang berkuliah di Jogja tersebut yang menunjukkan gejala reaktif.
Sementara satu mahasiswi tidak menunjukkan gejala reaktif tetapi tetap akan diperiksan 10 hari ke depan.
PNS Pasien Positif Virus Corona Bikin Konten Video