Virus Corona
Kerusakan Organ Dalam Pasien Covid-19 Mirip Kombinasi Sars dan Aids, Begini Penjelasan Sang Peneliti
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa virus corona dapat membunuh sel-sel kekebalan yang kuat yang seharusnya membunuh virus.
TRIBUNJAMBI.COM - Wabah virus corona kini masih menjadi musuh bagi sebagian negara termasuk di Indonesia.
Tak sedikit angka kematian terus bertambah akibat virus corona ini.
Dilansir dari Asia One, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa virus corona dapat membunuh sel-sel kekebalan yang kuat yang seharusnya membunuh virus.
Penemuan mengejutkan, yang dibuat oleh tim peneliti dari Shanghai dan New York, bertepatan dengan pengamatan dokter garis depan bahwa Covid-19 dapat menyerang sistem kekebalan manusia.
• Ditelepon Kapolri Lantaran Bantu Kubur Pasien Corona, Curhatan Bripka Jerry Tumondo: Siap Jenderal!
• Akibat Virus Corona Ibadah Haji Tahun Ini Batal? Fachrul Razi: Jangan Melakukan Pembayaran Apapun!
• Baru Beberapa Jurus Ahli Karate Jepang Terjengkang di Tangan Pesilat Kopassus, Tapi Tetap Hormat
• Awas! Asap Rokok Penderita Corona Bisa Jadi Penularan Covid-19, Ini Penjelasan Dokter Adib Khumaidi
Lebih lanjut, itu menyebabkan kerusakan yang serupa dengan yang ditemukan pada pasien HIV.
Lu Lu, dari Universitas Fudan di Shanghai, dan Jang Shibo, dari Pusat Darah New York, bergabung dengan virus yang hidup, yang secara resmi dikenal sebagai Sars-CoV-2, pada jalur sel limfosit T yang ditumbuhkan di laboratorium.
Limfosit T, juga dikenal sebagai sel T, memainkan peran sentral dalam mengidentifikasi dan menghilangkan penjajah asing dalam tubuh.
Mereka melakukan ini dengan menangkap sel yang terinfeksi virus, membuat lubang di membrannya dan menyuntikkan bahan kimia beracun ke dalam sel.
Bahan kimia ini kemudian membunuh virus dan sel yang terinfeksi dan merobeknya berkeping-keping.
Yang mengejutkan para ilmuwan, sel T menjadi mangsa virus corona dalam percobaan mereka.
Mereka menemukan struktur unik dalam protein lonjakan virus yang tampaknya telah memicu perpaduan virus dan membran sel ketika mereka bersentuhan.
Gen virus kemudian memasuki sel T dan mengambilnya sebagai sandera, menonaktifkan fungsinya melindungi manusia.
Para peneliti melakukan percobaan yang sama dengan sindrom pernapasan akut yang parah, atau Sars, virus corona yang lain.
Mereka menemukan bahwa virus Sars tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.
Alasannya, mereka menduga, adalah kurangnya fungsi fusi membran.