Virus Corona
Kok Bisa Lebih Banyak Pria yang Meninggal karena Virus Corona? Ternyata Ini Alasannya
Virus yang bermula menyebar dari Wuhan, Hubei, China itu menyerang banyak orang, tanpa mengenal batasan usia, jenis kelamin dan kalangan.
Di Denmark, Republik Irlandia, Swiss, Spanyol, Belanda, Belgia, Korea Selatan, Portugal, Kanada, Republik Ceko dan Rumania angka kasus infeksi pria lebih kecil dibanding perempuan.
Namun meskipun demikian, angka kematian pria di negara-negara tersebut masih lebih tinggi.
Termasuk juga dengan Finlandia, Chili, Austria, Norwegia, Swedia dan Jerman, meskipun proporsi kasus infeksinya seimbang, namun angka kematian pria pasien terinfeksi masih lebih tingi dibanding perempuan.

Indonesia
Di Indonesia, mengutip data yang ada di kawalcovid19, dari kasus positif yang dilaporkan, 62,5 persen adalah laki-laki dan 37,5 perempuan.
Pria juga mendominasi di semua kelompok umur, kecuali di rentang 20-29 tahun.

Kenapa pria lebih berisiko?
Epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai alasan tepatnya terkait kondisi tersebut masih terus diteliti untuk memastikannya.
Meskipun ada sebagian yang menyebut faktor kebiasaan merokok, mobilitas dan obesitas bisa jadi pendorongnya.
Hal itu mengingat di negara yang banyak terdampak virus corona seperti China, Perancis, Italia, Korea Selatan pasien pria mengalami kematian 50 persen lebih besar dari wanita.
"Secara umum, profile kesehatan para pria di negara tersebut adalah, perokok dan peminum alkohol," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, (12/4/2020).

Dicky memaparkan, faktor merokok di Spanyol bersifat merata antara pria dan wanita yang positif Covid-19. Namun tetap saja kematian pria lebih tinggi dari wanita
Sementara di Italia dari sekitar 1.591 kasus covid kritis di RS, 82 persennya adalah pria.
Di New York pun datanya hampir sama, bahwa pria hampir dua kali lebih besar kemungkinan untuk meninggal akibat Covid dari wanita.
"Perbandingannya 71 pria mati per 100.000 dibanding 39 wanita per 100.000 kasus," jelasnya.
Imunitas
Selain faktor gaya hidup, Dicky juga mengatakan, ada teori yang menyebutkan bahwa pria memiliki respon imunitas yang lebih rendah dari wanita.
Mengenai faktor imun atau daya tahan tubuh ini, Dicky mengatakan, studi pada kasus epidemi HIV dan hepatitis juga memperlihatkan bahwa wanita memiliki reaksi imunitas yang lebih kuat (bagus) terhadap virus.