Virus Corona
Imbas Pasien Membludak, Kamar Pasien Penuh, Rumah Sakit di India Usir Pasien Non Virus Corona
Dampak membludaknya jumlah pasien Covid-19 terjadi di India, hingga petugas medis kewalahan.
Perluas fasilitas
Amulya Nidhi seorang aktivis kesehatan yang berbasis di Negara Bagian Madhya Pradesh mengatakan, pemerintah tahu bahwa pasien yang rentan seperti penderita silikosis dan tuberkulosis memiliki risiko (kematian) tinggi.
Kedua penyakit tersebut telah merenggut puluhan ribu nyawa setiap tahunnya termasuk wanita hamil di Negeri "Bollywood".
"Sangat penting memperluas fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19. Pada saat yang sama, rumah sakit dan ambilans harus tersedia untuk pasien dengan masalah lain," terang Nidhi.
Pada Februari, Maitri Lakra (39) berada di tahap awal kanker lidah, dan kian parah setelah positif HIV. Para dokter di AIIMS merujuknya ke kampus mereka di negara bagian Haryana untuk tes pra-operasi, yang dijadwalkan mulai pertengahan Maret.
Tapi 10 hari kemudian ia diberitahu semua jadwal radiologi ditunda. Ketika kondisinya memburuk dengan pendarahan di lidah dan sakit yang tak tertahankan, ia mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Delhi dan akhirnya dirawat di AIIMS.
"Kankernya sekarang pada stadium 3. Seandainya dia menerima perawatan tepat waktu, ini tidak akan terjadi," kata putranya yang bernama Debanish Dag pada jurnalis AFP.
Kemudian pakar kesehatan masyarakat Anant Bhan mengatakan, fokus India pada Covid-19 dapat menimbulkan penyakit lain seperti penyebaran tuberkulosis.
"Anggota keluarga yang di-lockdown dengan pasien TB dalam risiko. Setelah lockdown dicabut dan orang-orang memulai interaksi sosial, itu dapat menyebarkan infeksi dengan cara yang sama seperti pasien Covid-19," tutur Bhan.
"Kematian karena Covid-19 dan yang tidak terkait adalah sesuatu yang harus kita khawatirkan. Kita perku memastikan mereka yang membutuhkan layanan esensial mendapatkan perawatan," tegasnya.