Virus Corona
Ternyata Hand Sanitizer Palsu Berbahaya Bagi Kesehatan, Ini Solusinya Untuk Cegah Virus Corona!
Pandemi Covid-19 membuat keberadaan hand sanitizer menjadi barang yang langka
Aris pun membeberkan proses virus masuk dalam tubuh manusia.
Ia menuturkan, virus tak mungkin bisa dihindari. Meski begitu, virus dikeluarkan dari tubuh melalui batuk dan bersin.
"Virus itu tidak mungkin bisa dihindari, jadi pasti selalu ada, contohnya kalau kita bersin. Bisa dipastikan virus ada di situ,” ujarnya.
“Bersin itu indikasi tubuh menolak benda asing. Kalau berhasil tembus ke hidung dekat tenggorokan, tubuh melawannya dengan cara batuk. Itulah tandanya tubuh kita menolak. Tapi kalau tembus lagi, tubuh kita akan demam. Kalau masih tembus juga, maka antibodi keluar dari pabrik untuk melawan serangan virus," tambahnya.
"Juga selama 14 hari, tubuh kita akan merekam virus ini, dan tersimpan dalam memori di otak. Sehingga kalau kita terkena virus, secara khusus Covid-19 ini akan kembali, self memory ini akan aktif lagi dalam 24 jam sehingga tidak perlu menunggu 14 hari lagi," ujarnya
Update Data Covid-19 di Sumut
Aris Yudhariansyah juga menyampaikan info terbaru seputar Covid-19 di Sumut.
Berdasarkan data Minggu (29/3/2020) pukul 17.00 WIB, jumlah pasien positif Covid-19 di Sumut sebanyak 14 orang.
Dari jumlah itu, dua orang meninggal dunia.
“Saat ini yang positif ada 12 orang masih dirawat di rumah sakit," kata Aris melalui livestreaming pada Minggu (29/3/2020).
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) per Minggu (29/3/2020), tetap seperti hari kemarin, yakni 77 orang.
"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dirawat di tujuh kabupaten/kota; Medan, Pematangsiantar, Tanjung Balai, Deliserdang, Serdang Bedagai, Dairi, dan Mandailing Natal," urainya.
Aris Yudhariansyah menambahkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah dipersentasikan dengan jumlah kemarin Sabtu (28/3/2020), berkurang sebesar 58,9 persen.
"Selanjutnya, Orang Dalam Pemantauan (ODP) hari ini berjumlah 2.556 orang. Dari data di atas, data ODP yang melapor mengalami penurunan sebesar 58,9 persen dari data hari Sabtu (28/3/2020) pukul 17.00 WIB," ujarnya.
"Hal ini dikarenakan ada penyesuaian kriteria dari panduan revisi IV yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta," pungkasnya.