Virus Corona

300 Penelitian Terkait Virus Corona Berlangsung di 39 Negara, Begini Hasilnya!

Pandemi virus corona di belahan dunia membuat penelitian terkait virus mematikan ini terus dilakukan

Editor: Heri Prihartono
Fresh Daily
ILUSTRASI Vaksin virus corona - China mengklaim bisa membuat vaksin virus corona dalam waktu sebulan atau tak lebih dari 40 hari, ahli di Hong Kong pun membantah. 

Unsur aktif anti Malaria

Heboh yang mencuat pekan silam adalah khasiat obat anti malaria Resochin yang disebut ampuh melawan virus corona. Unsur aktifnya Chloroquin sejak lama digunakan sebagai pencegah malaria. Tapi seiring dengan turunnya kasus malaria, obat ini makin jarang diresepkan.

Para ilmuwan Prancis dalam ujicoba unsur aktif Chloroquin pada kultur jaringan di laboratorium di Marseille, melaporkan khasiatnya menghambat perkembangbiakan SARS-CoV-2. Pada pasien yang menunjukkan gejala sakit berat, laju serangan virusnya berhasil diturunkan.

Klorokuin obat Malaria yang diyakini bisa mengobati pasien Covid-19 (dok)
Unsur aktif obat Resochin dari pabrik farmasi Bayer di Jerman, juga disebutkan bisa digunakan sebagai obat anti virus. Saat ini produksi obat anti malaria yang ditemukan tahun 1930-an itu, hanya dilakukan di sebuah pabrik di Pakistan. Kini industri farmasi Jerman menyiapkan kapasitas produksi obatnya di dalam negeri, untuk disumbangkan kepada pemerintah Jerman.

Juga unsur aktif obat anti malaria Hydroxychloroquin disebutkan berkhasiat melawan SARS-CoV-2. Perusahaan farmasi Novartis dan Sanofi sudah menyatakan siap memproduksi massal, jika pengawas obat-obatan memberikan lampu hijau.

Unsur aktif anti HIV dan kanker

Obat HIV juga memberikan harapan besar dalam perang melawan virus corona jenis baru. Kombinasi unsur aktif Lopinavir/Ritonavir telah digunakan dalam ujicoba pengobatam COVID-19 di Cina, Thailand dan Singapura. Obat HIV Kaletra buatan industri farmasi AS AbbVia itu, masih harus terus diujicoba.

Selain itu ujicoba melawan virus corona jenis baru juga dilakukan dengan memanfaatkan antibodi terapi kanker Leronlimab buatan CytoDyn, dua antibodi untuk terapi MERS dari Regeneron serta unsur aktif Brilacidin dari Innovation Pharmaceuticals, yang awalnya dikembangkan untuk mengobati radang saluran pencernaan dan radang mukosa mulut.

Sejumlah obat-obatan dan unsur aktif yang awalnya dikembangkan untuk mengobati penyakit lainnya, seperti asthma, bronkhitis, multiple sclerosis atau peradangan, kini juga diuji ulang untuk melawan SARS-CoV-2. Para pakar medis dan farmasi sedunia ini berlomba tapi juga bersatu-padu mencari obat untuk melawab pandemi COVID-19.(scmp/dw indonesia)

INILAH Daftar Calon Kuat ObatVirus Corona Hasil dari 300 Penelitian dan Riset di 39 Negara 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved