Virus Corona
Kisah Kakak dan Adik Pilih Karatina Mandiri di Sebuah Gubuk, Agar Virus Corona Tak Nular ke Keluarga
Kisah Kakak dan Adik Pilih Karatina Mandiri di Sebuah Gubuk, Agar Virus Corona Tak Nular ke Keluarga
Di Makassar mereka kesulitan mendapatkan bahan makanan sebab banyak warung tutup.
Makassar adalah episentrum Virus Corona di Sulsel.
Hingga Minggu atau Ahad (5/4/2020), sudah ada 82 orang pasien positif Covid-19 di Sulsel berdasarkan data dari laman covid19.sulselprov.go.id.
Dari 82 orang tersebut, 56 masih dirawat, 19 sembuh, dan 7 meninggal dunia.
Namun, data dari laman Kawal Covid-19, kawalcovid19.id, sudah ada 83 orang pasien positif.
Dari 83 orang tersebut, 9 sembuh dan 5 meninggal dunia.
Di Makassar, masih dari data laman covid19.sulselprov.go.id, sudah ada 54 orang pasien positif, 397 OdP (Orang dalam Pemantauan), dan 129 PdP (Pasien dalam Pengawasan).
Tingginya kasus Covid-19 di Makassar, kota dengan jumlah penduduk 1,5 juta (17 persen dari total penduduk Sulsel ), membuat mereka was-was.
Akhir bulan lalu, keduanya memutuskan mudik sekaligus menyambut Ramadhan 1441 H di kampung, di Desa Tappilina, Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah.
Sebenarnya mereka bukan berdarah Mamuju Tengah, namun berdarah asli Labbakkang, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Sebelum pulang, mereka dihubungi ayahnya jika saat tiba di Mamuju Tengah, tak langsung ke rumah.
"bapak bilang : nak kalian kalau sampai disini, Jangan sampai rumah nah, langsung saja terus di gubuk Empang nah, karantina mandiri Ki nah nak yah 14 hari, itu kata bapak," tulis Dwi Reskiyah Fajriyanti Sutandi di status akunnya di Facebook.
Mereka khawatir membawa Virus Corona dari Makassar dan menularkannya kepada keluarga dan tetangga di Tappilina.
"Saya sudah bilang kepada orang tua sebelum pulang, saya ndak ke rumah dulu, mau karantina 14 hari," tutur Dwi Reskiyah Fajriyanti Sutandi kepada Tribun-Timur.com via sambungan telepon.