Citizen Journalism
Sosial Distancing ''Basasending'' Ala Anak Rimba
Ada yang menarik dari sosial distancing ini, bahwa di mana seseorang dilarang untuk menghadiri tempat ramai dan menjaga jarak antara satu sama lain.
*Jaga Rudi
PANDEMI Covid 19 yang terjadi dibeberapa negara saat ini, membuat siapapun takut menghadapinya. Virus ini berawal ditemukan di Wuhan, Tiongkok, dan menyebar dengan sangat cepat keseluruh belahan dunia.
Bahkan sampai saat ini sudah 198 negara yang terkonfirmasi tengah menghadapi virus ini dan tak sedikit pula yang sudah memakan korban jiwa.
World Health Organization( WHO) sudah menetapkan statusnya sebagai pandemi global.
• Kabar Raja Thailand Sewa Hotel Megah di Jerman Buat Isolasi Diri Bersama 20 Selirnya Mendadak Heboh
• Habis Dinar Candy Disiksa Nikita Mirzani Akibat Injak-injak Sofa Mahalnya: Ngeri, Balik Aja Serem!
• Penjarahan Besar Terjadi Akibat Lockdown Corona di Italia: Kami Tak Punya Uang, Butuh Makan!
Saat ini indonesia pun tengah menghadapi ganasnya virus ini menyebar. Berbagai upaya tengah diupayakan beberapa negara di dunia, seperti melakukan lockdown dan imbauan untuk melakukan sosial distancing.
Ada yang menarik dari sosial distancing ini, bahwa di mana seseorang dilarang untuk menghadiri tempat ramai dan menjaga jarak antara satu sama lain.
Sebenarnya, kegiatan ini sudah lama dilakukan oleh Anak Rimba atau yang disebut dengan Suku Anak Dalam.
Tradisi basasending, besesendingon, disesandingko, begitulah mereka menyebutnya.
Tradisi ini adalah tradisi turun temurun yang mereka terapkan, apabila ada dari mereka yang terkena sakit ataupun terserang penyakit yang mereka anggap membahayakan kelompok mereka.
Anak Rimba mempercayai bahwa dengan melakukan tradisi tersebut maka mereka akan terhindar dari penyakit yang menular.
Jaga jarak dalam hal ini diatur dalam kehidupan sosial sehari-hari yang dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Sosial distancing memang terbukti efektif untuk menekan angka kematian akibat penularan penyakit, hal ini sudah dibuktikan dengan masih adanya kelompok Anak Rimba dan bahkan masih eksis keberadaannya.
Fasilitas kesehatan yang minim tentu membuat kondisi semakin buruk, apabila salah seorang dari mereka yang terserang penyakit bergabung dengan kelompok lain.
Berkat sosial distancing ala Anak Rimba, sampai sekarang kelompok mereka masih eksis keberadaannya.