Tetangga Dengar Suara Minta Ampun, Balita di Bukittinggi Tewas Dengan Tubuh Lebam-lebam

AFH sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nahas nyawa korban tak terselamatkan. Kondisinya sangat menyedihkan

Editor: Duanto AS
metro.co.uk
Ilustrasi balita 

Tetangga Dengar Suara Minta Ampun, Balita di Bukittinggi Tewas Dengan Tubuh Lebam-lebam

TRIBUNJAMBI.COM - Perlakuan sadis dialami balita berusia 3,5 tahun di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Balita itu meninggal dunia setelah mendapat perlakuan kekerasan.

Balita berinisial AFH diduga dianiaya ayah kandungnya, H (27).

Balita
Balita (Youtube)

Tak hanya oleh ayah kandung, AFH juga diduga turut dianiaya ibu tirinya, RR (26) dan adik RR berinisial RY.

AFH sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nahas nyawa korban tak terselamatkan.

Kapan Virus Corona (Covid-19) Berakhir, Peneliti ITB Prediksi April Ternyata Ini Alasannya!

Cegah Penyebaran Covid-19,Presiden Jokowi Instruksikan Tak Ada Lockdown Tapi Pilih Gunakan Cara Ini

Detik-detik Janda Muda dan Anak di Banyuasin Tewas Dibunuh Pria Berpenutup Sarung Tengah Malam

Korban mengalami luka lebam dan pendarahan di otak diduga akibat dipukul pipa paralon.

Kejadian ini terungkap setelah ibu kandung korban melaporkan dugaan penganiayaan ini ke pihak kepolisian.

Kapolres Bukittinggi, AKBP Iman P Santoso mengatakan, H, RR, dan RY telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiganya diamankan polisi pada Kamis (19/3/2020) lalu.

Ramalan Zodiak Senin 23 Maret 2020, Virgo Butuh Motivasi Diri, Capricorn Sedang Bad Mood

"Ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka yang dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Kecurigaan ibu kandung

Terungkapnya kasus dugaan penganiayaan ini berawal saat H menghubungi mantan istrinya yang merupakan ibu kandung korban.

H menghubungi ibu kandung korban pada Minggu (15/3/2020).

Kepada mantan istrinya, H mengatakan bahwa AFH mengalami sakit serta kejang-kejang.

Saat itu, AFH pun dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis.

Kemudian ibu kandung korban meenemukan kejanggalan.

Ibu kandung korban merasa curiga lantaran melihat anaknya mengalami lebam di badannya.

Selanjutnya, ibu kandung korban melaporkan hal itu ke polisi.

Saat polisi datang ke rumah sakit, korban akhirnya mengembuskan napas terakhir.

"Pelaku kita amankan pada Kamis (19/3/2020) dengan barang bukti sebuah pipa paralon yang diduga dijadikan alat memukul korban," jelas Iman.

Motif tersangka

Korban AFH diduga mengalami penganiayaan sejak tiga bulan terakhir.

Tetangga bahkan pernah mendengar suara korban minta ampun.

Seperti diwartakan Kompas.com, penganiayaan dilakukan hanya karena masalah sepele seperti sering ngompol.

"Hanya masalah sepele, misalnya korban ngompol langsung diperlakukan tidak baik. Tetangga sampai mendengar korban minta ampun," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso, yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Nekat Melamar Pacar di Pantai Saat Darurat Virus Corona, Begini Nasib Mengejutkan Pria Ini!

Iman menuturkan, orangtua korban telah berpisah.

Hak asuh AFH jatuh ke ibu kandung, namun H enggan menyerahkan korban pada ibu kandungnya.

H kemudian menitipkan korban pada ibunya (nenek korban-red) yang kemudian wafat sehingga AFH tinggal bersama H, RR dan adiknya sejak enam bulan lalu.

"Di saat tinggal bersama itulah, korban sering mendapatkan tindakan penganiayaan," ujar Iman.

Kejadian hampir serupa terjadi di Sulawesi Tenggara

Sedih tiada tara dirasakan Haris (24). Anak keduanya yang berusia 4 bulan tewas dibunuh ibu kandung yang juga istrinya sendiri, MF (21) di rumahnya di Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, Selasa (25/2/2020) sore.

Haris yang bekerja sebagai nelayan ini tidak menyangka, saat pulang dari memancing di laut, ia dikejutkan dengan kabar kematian anak bungsunya yang masih bayi.

Sementara anak pertamanya dirawat di RSUD Buton Tengah.

"Sebelum memancing, saya sempat gendong dan becanda dengan anak saya sampai dia tertawa terbahak-bahak, saya pulang sudah begini, saya rasakan sakit dan menangis," kata Haris kepada sejumlah media di rumahnya, Rabu (26/2/2020).

Ia diberitahu bila anaknya yang kedua tewas karena dimasukkan ke dalam bak oleh istrinya sendiri, sedangkan anak pertamanya tergeletak di atas tempat tidur dengan penuh darah di bagian lehernya.

"Saya hampir tidak sadarkan diri, dan pingsan, tapi untung ada keluarga yang jaga saya," ujarnya.

Menurut Haris, istrinya kerap marah sendiri dan kambuh seperti depresi pasca-melahirkan.

Ini pernah dialami MF usai melahirkan anak pertamanya. Saat itu, MF juga mengalami depresi.

“Kalau sudah melahirkan, penyakit ini muncul. Usai melahirkan anak pertama seperti ini lagi, tapi saat itu ada keluarga,” ucap Haris. B

Cegah Penyebaran Virus Corona, Pemerintah Sebar Rapid Tes ke Seluruh Indonesia

Walaupun demikian, Haris berusaha tegar dan tabah dengan keadaan rumah tangganya saat ini.

"Mungkin sudah jalannya begini. Kalau dia (istrinya) dibebaskan, saya masih mau (hidup) bersama dia," tuturnya.

Saat ini, anak keduanya telah dikuburkan di pemakaman umum desa pada Rabu (26/2/2020) siang, sementara anak pertamanya masih menjalani perawatan di RSUD Buton Tengah.

Sebelumnya diberitakan, diduga mengalami baby blues syndrome, MF (21) seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, tega membunuh anaknya yang masih berumur 4 bulan, Selasa (25/2/2020) sore.

Selain membunuh anaknya yang masih bayi, pelaku MF juga tega melukai tengkuk anak pertamanya yang masih berusia 3 tahun

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kesaksian Tetangga Soal Balita Tewas Dianiaya Ayah, Ibu Tiri dan Tante, Ternyata karena Hal Sepele

Siapa Sebenarnya Detri Warmanto? Masa Lalu Menantu Tjahjo Kumolo yang Positif Corona Terungkap

Fakta Ukuran Tubuh Yuni Shara Sesungguhnya, Ini Penyebab Selalu Bisa Tampil Segar Menarik

Ukuran Tubuh Farah Quinn yang Menipu Pandangan, Ternyata Segini Bila Dibandingkan Paris Hilton

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved