Virus Corona
WHO Beri Peringatan Soal Penularan Virus Corona Secara Airborne atau Melalui Udara
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan kemungkinan penularan virus corona melalui udara.
TRIBUNJAMBI.COM - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan kemungkinan penularan virus corona melalui udara.
Lantas, mungkinkah virus corona dapat menyebar lewat udara?

Jawabannya, mungkin saja virus ini dapat menular melalui udara.
Meski jaga jarak sosial atau social distancing telah dilakukan, kemungkinan risiko penularan masih dapat terjadi.
Bahkan orang tanpa gejala inveksi Covid-19, dapat menularkannya. Melansir Women's Health, Kamis (19/3/2020), karena ini adalah virus corona baru, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengakui masih terus dilakukan studi untuk melihat karakteristik virus corona, SARS-CoV-2 ini.
Di antaranya dari bagaimana penyebarannya, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan dan sejauh mana penyebarannya.
• Kronologi Penangkapan Pencuri Uang Rp220 Juta di Klenteng Siu Sen Theng, Polisi Hadiahi Dua Tembakan
• Wabah Virus Corona, Dinas Kesehatan Tebo Imbau Warga Lakukan Hidup Sehat, Minimal Rajin Cuci Tangan
Kemungkinkan penyebaran virus corona di udara dapat saja terjadi.
Hal itu juga disampaikan oleh Dr Maria van Kerkhove, Head of Emerging Diseases and Zoonosis Unit WHO.
WHO memperingatkan penularan Covid-19 dari udara bagi para petugas medis.
Oleh karena itu, Van Kerkhove mengingatkan adanya risiko paparan virus corona melalui udara, saat petugas medis melakukan prosedur seperti intubasi.
• Pulang Umrah, 13 Warga Tebo Dipantau Satgas Covid-19
• Pemerintah Koreksi Data, Ternyata Bukan 309 Pasien Positif Virus Corona
Kendati demikian, penting untuk dicatat, penularan udara dapat berarti hal yang berbeda bagi orang-orang, bahkan bagi para ahli.
Sebab, menurut Natasha Bhuyan, MD, seorang spesialis penyakit menular dan dokter di Phoenix, Arizona, secara umum, patogen dianggap dapat menyebar di udara melalui partikel yang lebih kecil.
Partikel tersebut dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pada umumnya, lama persisnya partikel virus berada di udara sebelum akhirnya menghilang, tergantung pada berbagai faktor.
"Termasuk di antaranya suhu dan kelembaban daerah, dan lain sebagainya," ungkap Rishi Desai, MD, mantan petugas dinas intelijen epidemi di divisi penyakit virus di CDC.